Ganggang Hijau untuk Kesehatan

Lingkungan yang terpapar polutan mendorong tumbuhnya bibit-bibit penyakit. Ditambah kondisi cuaca yang tak menentu, semakin mempercepat penularan penyakit. Tipe penularan penyakit juga kian beragam, mulai dari manusia ke manusia hingga hewan ke manusia.

Kondisi itu jelas merugikan manusia. Oleh karena itu, membersihkan diri dan mengusahakan hidup yang sehat, mau tak mau harus dilakukan. Aktivitas kerja harus diimbangi dengan olahraga dan jenis makanan bergizi, menjadi saran yang gencar dikumandangkan para ahli kesehatan.

Khusus untuk makanan bergizi, di toko atau pasar tradisonal banyak beredar makanan yang berlabel kayak gizi. Akan tetapi, ternyata banyak pula makanan yang berlabel bagus itu belum mampu memenuhi kebutuhan nutrisi. Sebaliknya, ada pula makanan yang dikatakan sehat justru mengandung zat berbahaya bagi tubuh kita.

Peran orangtua, terutama ibu, menjadi sangat penting dalam memilih dan menyajikan makanan sehat bagi keluarga. Orangtua perlu memahami cara untuk memilih makanan yang mengandung gizi yang dibutuhkan tubuh supaya tidak terjadi kekurangan suatu penumpukan zat gizi.

Makanan kesehatan yang mengandung Chlorella Growth Factor (CGF) membantu meningkatkan kesehatan tubuh serta melindungi organ vital seperti jantung , hati dan ginjal dari penyakit degenerative. Mengonsumsinya secara teratur akan member perlindungan yang optimal organ vitalĀ  serta memperkuat dan mempercepat regenerasi sel-sel tubuh.

Selain itu ganggang hijau dapat juga membantu detoksifikasi bahan kimia dan logam berat, seperti timah, merkuri, cadmium, arsenic, alumunium dan uranium. Chlorella dapat mengurangi tekanan darah tinggi, menurunkan kolesterol , mempercepat penyembuhan luka, meningkatkan fungsi kekebalan tubuh, meningkatkan kualitas hidup dan menormalkan fungsi tubuh.

Ganggang hijau yang tumbuh di air tawar mengandung klorofil yang tinggi, vitamin, mineral , serat makanan, asam nukleat, asam amino, enzim, CGF, dan beta karoten. Ganggang ini juga memiliki kandungan protein yang tinggi, yakni 60.5 persen dan lebih tinggi dibanding sumber protein lainnya, seperti susu, ikan dan daging sapi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Security Code * Time limit is exhausted. Please reload the CAPTCHA.