Stres bisa menyerang siapa saja. Bahkan, bayi masih dalam kandungan dapat dipengaruhi oleh ibunya yang menderita stres. Efek stres sejak dalam kandungan tersebut mungkin saja akan dibawa sampai bayi lahir, tumbuh menjadi anak-anak, remaja, dan dewasa. Anak-anak yang menunjukkan gejala stres perlu mendapatkan perhatian segera dan tindakan penanganan yang benar. Berikut saya sharing disini beberapa factor penyebab stress pada anak. Tekanan batin yang menyebabkan anak setres dappat dipicu oleh beberapa sebab, seperti hubungan yang kurang harmonis antara orang tua, orang tua salah didik, kurang gizi dan kelelahan.
Stres dipicu oleh ketidakharmonisan hubungan antara orangtua akan mengakibatkan anak-anak merasa rasa takut kepada orang tua pada awalnya. Orang tua yang sering bertengkar atau bahkan bercerai dapat menyebabkan rasa taertekan dan kecemasan pada anak. Ketidaknyamanan tercatat dalam memori anak dan dapat menganggu interaksi dengan teman sebayanya. Anak-anak menjadi tidak percaya diri, sensitif, penakut bahkan sulit berkonsentrasi.
Orang tua yang terlalu cuek juga dapat menjadi kesempatan menjadi salah pola asuh / salah didik pada anak-anak. Misalnya, orangtua terlalu memberikan kebebasan anak begitu besar, meskipun belum dapat membuat keputusan dan berfikir secara logis. Itulah pola asuh permisif cenderung membiarkan anak-anak untuk melakukan hal yang salah tanpa member pengarahan yang benar. Kebebasan anak menjadi dominan, sehingga anak tidak siap untuk berbenturan dengan kondisi yang tidak sesuai dengannya dan harapan. Anak-anak ini pun akan beresiko stres.
Sebaliknya, kebebasan mengekang pengasuhan anak dan dipaksa untuk tunduk kepada perintah orangtua dengan menekan segala kemauan orangtua terhadap anak. Dia akan merasakan tekanan batin dari penurunan yang mengakibatkan kepercayaan diri, kecemasan dan ketakutan secara berlebihan, dan mungkin menderita dari perilaku antisosial. Orangtua yang otoriter jelas merupakan potensi untuk membuat stres anak-anak.
Makanan juga memiliki efek pada kondisi kejiwaan anak. Kurang gizi dapat mengakibatkan kinerja yang lebih rendah otak sehingga sulit untuk mengembangkan penalaran anak. Hal ini dapat menyebabkan anak selalu merasa kebuntuan dalam berpikir. Demikian pula makanan cepat saji dan kalori tinggi. Cukup gizi dan seimbang sangat baik untuk mencegah anak dari serangan stres.
Faktor stres pada anak berikutnya adalah kelelahan. Meskipun anak-anak sedang menikmati masa liburan, orang tua harus memperhatikan aktivitas fisik mereka. Waktu tidur untuk anak-anak harus benar-benar optimal. Kurang tidur dapat menyebabkan kinerja fisik otak anak menjadi mudah emosional dan tidak stabil. Hal ini yang perlu diperhatikan.
Dear parents, marilah kita jaga anak-anak kita dengan kasih saying dan perhatian yang cukup. Sesibuk rutinitas anda, mereka berhak mendapatkan curahan kasih sayang kita, perhatian dan teladan yang baik kepada mereka, karena pendidikan dari orangtua adalah yang paling utama membentuk karakter anak di masa depannya. Semoga bermanfaat bagi para orangtua:)