Ukuran Sebuah Kebahagiaan

Seorang petani dan istrinya bergandengan tangan menyusuri jalan sepulang dari sawah sambil diguyur air hujan. Tiba-tiba lewat sebuah motor di depan mereka.

Berkatalah petani itu kepada istrinya,”Lihat Bu,betapa bahagianya suami istri yang naik motor itu meski mereka kehujanan, tapi mereka bisa cepat sampai di rumah. Tidak seperti kita yang harus lelah berjalan untuk sampai ke rumah.”

Sementara itu pengendara motor dan istrinya yang sedang berboncengan dibawah derasnya air hujan melihat sebuah mobil pick up lewat di depan mereka.

Pengendara motor itu berkata kepada istrinya,”Lihat Bu, betapa bahagianya orang yang naik mobil itu, mereka tidak perlu kehujanan seperti kita.”

Didalam mobil pick up yang dikendarai sepasang suami istri terjadi perbincangan ketika sebuah sedan Mercy lewat, ”Lihatlah Pak, betapa bahagia orang yang naik mobil bagus itu, pasti nyaman dikendarai tidak seperti mobil kita yg sering mogok.”

Pengendara mobil Mercy itu seorang pria kaya, dan ketika dia melihat sepasang suami istri yang berjalan bergandengan tangan dibawah guyuran air hujan, pria kaya itu berkata dalam hatinya, ”Betapa bahagianya suami istri itu, mereka dengan mesranya berjalan bergandengan tangan sambil menyusuri indahnya jalan di pedesaan ini, sementara aku & istriku tidak pernah punya waktu untuk berduaan karena kesibukan kami masing-masing.”

 

*****

Moral Cerita:

Sebuah Kebahagiaan takkan pernah kita miliki jika kita hanya melihat kebahagiaan milik orang lain, dan selalu membandingkan hidup kita dengan hidup orang lain.

Bahagia itu sederhana; Bersyukur.  Atas hidup yang kita miliki,  supaya kita tahu sejatinya dimana kebahagiaan itu berada..

[e_SdS]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Security Code * Time limit is exhausted. Please reload the CAPTCHA.