Anak-anak pada usia 4 – 5 tahun mulai memikirkan hal-hal yang lebih berat, seperti kematian, cerai dan seks. Tidak yakin bagaimana harus menjawab? Sebelum kita memberikan jawabannya, perlu kita tau bagaimana menyikapi pertanyaan tersebut. Disini Sharing di Sini akan berbagi sedikit informasi, semoga bermanfaat.
# Bersiap-siaplah
Diskusikan dengan pasangan anda tentang rencana anda dalam menjawab pertanyaan yang sulit. Jika perlu, minta saran dari orang tua yang lain. Semisal anak anda memberikan suatu pertanyaan “Apa yang terjadi ketika orang mati?”. Dalam jawaban ini anda bisa menjawab secara ilmu pengetahuan atau secara agama. Atau bisa juga anda memasukkan nilai pengetahuan beserta nilai-nilai agama. Nah, disini perlunya orang tua harus saling kompak dalam memberikan jawaban agar anak bisa mengerti.
# Cari waktu yang tepat
Apabila anda telah berdiskusi dengan pasangan anda mengenai jawaban yang bisa dimengerti, anda bisa memberikan jawaban kepada anak anda ketika anak anda masih mempunyai minat untuk mengetahui hal tersebut. Kalau bisa jangan memaksa anak anda untuk membicarakan hal yang tidak menarik minatnya.
# Jangan terlalu dramatis
Jawab pertanyaan si kecil dengan gaya yang sama seperti ketika dia menanyakan waktu makan malam. Jika anda terlalu membesar-besarkan suatu topic, dia malah akan lebih terobsesi. Semisal anak bertanya :” Bayi datang dari mana sih bunda?” . Yang harus anda katakana :” Dari tempat istimewa dalam perut Bunda, namanya rahim”. Sebelum anda memberikan penjelasan lebih detail, tunggu reaksi anak. Kemungkinan dia akan puas dengan jawaban sederhana anda. Jika dia ingin tahu bagaimana kehamilan bisa terjadi, pastikan anda member penjelasan pendek dan manis :”Saat bunda dan ayah memutuskan untuk punya bayi, sel dari ayah dan sel dari bunda bersatu untuk membuat bayi.”. Jangan berhenti memberi potongan-potongan informasi seiring dengan pertanyaan yang dia ajukan.
# Jangan berbohong
Tak masalah jika anda memendam detail karena berpikir anak anda masih terlalu kecil. Tapi penting bagi anda untuk jujur. Jika tidak, dia akan mengetahui yang sebenarnya cepat atau lambat. Dan dia akan kehilangan kepercayaan terhadap anda. Oleh karena itu, katakana kepada anak dengan bahasa yang mudah dimengerti anak.
Sumber : Parenthood Magazine, edit by NE