Mengenal, Mengatasi dan Mencegah 6 Gangguan Kesehatan Anak

Dengan mengenal penyakit yang sering terjadi pada anak, orang tua lebih siap dan tenang menghadapi kondisi kesehatan buah hatinya. Hal ini memudahkan orang tua dalam mengatasi, bahkan mencegah gangguan kesehatan anaknya. Berikut Sharing di Sini akan memberikan sedikit penjabaran untuk lebih mengenal, mengatasi dan mencegah 6 gangguan kesehatan pada anak.

1.       BATUK

Merupakan gejala penyakit atau cara tubuh bereaksi terhadap gangguan di saluran pernapasan, infeksi, atau alergi. Hal ini menyebabkan timbul refleks yang mendorong keluar udara sekaligus benda yang menyebabkan iritasi. Sebagian besar batuk adalah akut (mendadak) dan sembuh sendiri. Namun, ada batuk yang berlangsung lama dan berulang (kronik).

Cara Mengenali Gejalanya :

  • Suara batuk kering,mirip gonggongan anjing pertanda radang akut pangkal tenggorokan.
  • Iritasi di batang atau cabang tenggorokan ditandai suara batuknya lebih dalam, berat dan banyak muncul di pagi hari.
  • Batuk berulang, kering dan sulit dihentikan, terutama di malam hari, dapat disebabkan alergi.
  • Batuk hanya terjadi di malam hari, lama dan berulang merupakan gejala asma

Cara Mengatasi Batuk :

  • Banyak minum
  • Letakkan bantal lebih tinggi dari tubuhnya saat tidur
  • Jika karena alergi, berikan obat yang biasa anak minum
  • Bila disertai demam, beri obat penurun panas.
  • Bila terdapat lendir, bantu anak untuk mengeluarkan melalui batuknya.
  • Cukup istirahat, dan kurangi gerak

Apabila terjadi batuk lebih dari 2-3 hari , batuk produktif dengan dahak yang keruh, batuk disertai sesak napas, batuk yang sampai sakit, muntah , wajah pucat dan kebiru-biruan disertai demam dan atau batuk tersedak, Anda harus segera membawa anak ke dokter.

Upaya Pencegahan Batuk yaitu diantaranya apapun penyebabnya, lingkungan anak perlu diperhatikan. Udara bersih mengurangi risiko batuk dan proses penyembuhannya lebih mudah. Kenali hal-hal yang menyebabkan batuk dan jauhkan dari anak.

2.       BIANG KERINGAT

Biang keringat adalah kelainan kulit yang terjadi akibat tertutupnya saluran kelenjar keringat yang menyebabkan penumpukan keringat. Butiran-butiran keringat yang terperangkap di bawah kulit itu kemudian mendesak permukaan kulit sehingga menjadi bintil-bintil kecil, terutama setelah banyak berkeringat.

Bagaimana kita mengenalinya? Kita bisa mengenalinya jika terjadi bintil-bintil kecil di kulit, khususnya di daerah yang mudah berkeringat, seperti dahi, leher, dan punggung. Pada umumnya tidak memberi keluhan dan dapat sembuh sendiri. Tetapi ada juga jenis yang menimbulkan rasa nyeri dan gatal hebat, terutama bila bergesekan dengan pakaian.

Cara mengatasi agar anak tidak terkena biang keringat antara lain :

  • Mandi minimal 2 kali sehari
  • Ganti baju anak setiap basah oleh keringat
  • Lap basah bagian tubuh yang berkeringat, dan keringkan dengan handuk bersih.
  • Taburi bedak atau olesi krim khusus saat tubuh bersih
  • Kenakan pakaian yang mudah menyerap keringat, seperti katun

Jika anak terasa terganggu dengan rasa gatal atau sampai menimbulkan luka infeksi, anda bisa membawanya ke dokter. Selain hal tersebut kita juga bisa melakukan upaya pencegahan agar tidak terkena biang keringat caranya hindari panas yang berlebihan, mengusahakan aliran udara dalam ruangan lancar dengan ventilasi yang baik, menggunakan pakaian tipis yang dapat dengan baik menyerap keringat.

3.       DEMAM

Demam adalah suatu gejala dimana suhu tubuh meningkat di atas 37,5 derajat celcius (bila diukur di bawah lidah), sebagai reaksi tubuh terhadap infeksi seperti infeksi tenggorokan, diare, gondongan (parotitis), campak, dan demam berdarah. Setelah infeksi sembuh, suhu tubuh otomatis akan turun. Kekurangan cairan (dehidrasi), tersengat matahari, penyakit keganasan, dapat menyebabkan suhu tubuh meningkat.

Cara Mengenali Demam :

  • Seluruh tubuh terasa panas
  • Kepala, leher dan tubuh akan terasa panas, sedangkan tangan dan kaki dingin
  • Merasa kedinginan dan menggigil bila suhu tubuh meningkat dengan cepat

Cara Mengatasinya jika anak terkena demam :

  • Kenakan anak pakaian tipis
  • Letakkan kompres dingin pada daerah leher samping , ketiak, lipat paha sampai suhu tubuhnya turun <38 derajat celcius. Tidak dianjurkan mengompres dengan alkohol.
  • Istirahat dalam ruangan yang berventilasi baik
  • Minum banyak air, sari buah atau susu
  • Berikan makanan seperti biasa, meskipun nafsu makan berkurang
  • Periksa suhu tubuh setiap 4 jam atau kurang.

Apabila suhu tubuh mencapai 38,5 derajat celcius atau lebih, suhu tubuh tidak turun setelah minum penurun panas (parasetamol), suhu tubuh tidak turun selama 2 hari dan atau disertai dengan kaku leher, ruam kulit, sakit tenggorokan, batuk dengan dahak berwarna hijau, sakit telinga, sakit perut, diare, sakit atau sering buang air kecil dan muntah darah, segeralah bawa ke dokter anak.

Selain informasi tersebut, kita juga harus melakukan pencegahan agar anak tidak terhindar dari demam diantaranya melakukan imunisasi wjaib, memberikan gizi lengkap dan seimbang, cukup istirahat, banyak minum dan selalu menjaga kebersihan tubuh.

4.       DIARE

Diare adalah suatu penyakit yang timbul sebagai akibat adanya gangguan pencernaan. Diare sering pula menjadi gejala awal suatu penyakit, misalnya radang atau infeksi pencernaan atau keracunan makanan. Diare juga bisa muncul karena anak masuk angin. Penyebabnya dapat karena virus, bakteri, kuman, keracunan makanan atau karena penyakit lain pada anak.

Mengenali Gejalanya : Buang air besar lebih encer dan lebih sering dari biasanya; bentuk tinja yang keluar berupa cairan atau padat bercampur cairan. Kadang disertai lendir dan darah; bisa juga tanpa atau disertai dengan rasa mulas; gajala lainnya adalah demam dan muntah

Jika telah terkena diare untuk mengatasinya diantaranya berikan cairan oralit; pada diare ringan tidak perlu penggantian susu formula; stop pemberian makanan pedas, asam, atau buah-buahan; usahakan agar anak dapat cukup beristirahat; berikan obat yang dapat memadatkan (resep dokter); gosokkan bagian perut dan punggung anak dengan kayu putih atau minyak telon.

Anak jika terkena diare yang parah dengan tanda – tanda berikut buang air besar > 6 kali dengan selang waktu kurang dari 1 jam; muntah terus menerus; mencret hebat dan terus menerus; dehidrasi ditandai mata cekung, kulit tampak keriput dan cekung (bila ditekan), tangan dan kaki dingin, bibir membiru, sampai tidak sadarkan diri. Anda perlu membawa ke dokter.

Bagaimana upaya pencegahan diare?

  • Mengolah dan menyajikan makanan dan minuman yang higienis
  • Menjaga kebersihan perorangan, terutama cuci tangan sebelum makan
  • Tingkatkan daya tahan tubuh dengan makan bergizi lengkap dan seimbang
  • Buang air besarpada tempatnya (WC, toilet)
  • Menyediakan tempat pembuangan sampah yang memadai
  • Lingkungan hidup yang sehat.

5.       PILEK

Pilek adalah keluarnya lendir dari hidung memang bukan keluhan yang berbahaya, namun cukup mengganggu. Pilek dapat muncul sebagai reaksi terhadap alergi, debu, serbuk dari bunga atau sebagai gejala dari salema (common cold) atau infeksi saluran pernapasan atas (ISPA).

Untuk mengenalinya diawali dengan rasa gatal atau tidak enak di hidung dan tenggorokan, meski ada yang dimulai dengan demam ringan atau sakit kepala. Bersin-bersin, dan pembengkakan selaput lendir hidung sehingga hidung mulai berair, salah satu lubang hidung tersumbat hingga anak sulit bernapas. Mata gatal dan berair.

Cara Mengatasinya :

  • Sebenarnya belum ada cara jitu untuk mengobati pilek, kecuali mengatasi rasa tidak nyaman, dan mengantisipasi infeksi sekunder.
  • Tingkatkan daya tahan tubuh dengan istirahat dan makanan bergizi
  • Banyak minum air hangat
  • Biarkan anak banyak bergerak untuk mencairkan hidung yang tersumbat
  • Obat anti demam yang biasa diberikan (resep dokter)

Jika anak tidak berangsur-angsur sembuh dalam 2-3 hari, suhu tubuhnya >37,5 derajat celcius serta lesu, hidung tersumbat atau sesak napas, anda harus segara membawa ke dokter agar sembuh.

6.       SEMBELIT

Sembelit adalah gangguan kelancaran buang air besar, baik dalam frekuensi maupun dalam konsistensinya. Ini dapat menyebabkan nyeri perut, nyeri di daerah anus karena luka akibat iritasi bila tinja menjadi sangat padat dan keras. Sembelit sering terjadi di awal-awal perubahan dari ASI ke susu formula. Kurang konsumsi serat, asupan cairan dan gangguan saluran pencernaan atau organ lainnya juga dapat menyebabkan sembelit. Tinja merupakan “sampah” tubuh yang harus dibuang. Sebab bila lama tersimpan dalam tubuh, akan mengganggu metabolisme organ tubuh lainnya.

Untuk mengenali sembelit bisa dilihat dari frekuensi buang air besar anak yang berkurang, misalnya 3 hari sekali; bentuk tinjanya kering, keras dan sulit keluar; anak rewel , menangis, dan wajahnya kemerah-merahan sewaktu mengejan.

Mengatasi anak yang sembelit diantaranya dengan memberikan banyak makanan cair, seperti sup dan minuman; banyak makan makanan berserat seperti sayuran; jika ke dokter , dokter akan memeriksa apakah ada masalah dalam sistem saraf atau usus besar sehingga perlu penangganan; dengan memberikan obat pencahar bilamana perlu (resep dokter).

Anda perlu membawa anak ke dokter jika frekuensi buang air besar teratur, tetapi anak mengejan setiap kali buang air besar; anak tidak buang air besar untuk beberapa hari; setiap buang air besar anak rewel atau menangis karena rasa sakit; pendarahan saat buang air besar.

Untuk pencegahan sembelit anda bisa memberikan anak tiap hari makanan yang cukup serat, meningkatkan pemberian cairan dalam berbagai bentuk misalkan sering minum air putih, usahakan anak untuk selalu aktif bergerak karena apabila kurang gerak dapat menyebabkan sembelit.

Sumber : Berbagai Sumber, edit by NAD

3 thoughts on “Mengenal, Mengatasi dan Mencegah 6 Gangguan Kesehatan Anak

  1. Dear Dok

    Anak saya sudah seminngu lebih setiap malam sampai pagi hari kepala, leher dan telapak tangannya selalu panas, jadinya anak saya rewel nangis terus,,
    tapi saya ukur dengan termometer suhu anak saya masih normal,,

    itu kenapa ya dok?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Security Code * Time limit is exhausted. Please reload the CAPTCHA.