Kebiasaan Sederhana Agar Bayi Lancar Bicara

mengajarkan anak bicara
mengajarkan anak bicara

Harapan para orangtua adalah melihat tumbuh kembang anaknya yang sehat, cerdas dan tepat waktu sesuai usia kemampuan tertentu si bayi. Misalnya, tepat sesuai usia tengkurap, tepat usia duduk, merangkak, berdiri, berjalan, dan berbicara. kemampuan anak-anak untuk dapat berbicara rata-rata adalah usia 1,5tahun. Namun, tentu saja masing-masing anak berbeda. Bisa lebih cepat atau bahkan malah lebih lama. Dan salah satu faktor yang berpengaruh adalah perhatian orang di sekitarnya dan cara orangtua mendidiknya. Berikut Sharing di Sini Kebiasaan Sederhana Agar Bayi lancar Bicara.

1. Ajak si kecil berbicara sejak dini

Menurut riset yang dilakukan di Universitas Florida Atlantik, bayi belajar bicara hanya dengan mendengarkan orang-orang di sekitar mereka. Mereka juga mengatakan penemuan tersebut adalah untuk deteksi dini mendiagnosa gangguan spektrum autisme. Dalam penemuan tersebut diperlihatkan video wanita berbicara yang ditampilkan untuk bayi usia 4, 6, 8, 10, dan 12 bulan. Dan peneliti mencatat berapa banyak waktu bayi dihabiskan melihat mata dan mulut wanita. Temuan tersebut diterbitkan dalam Prosiding National Academy of Sciences. “Penelitian kami menemukan bahwa bayi mengalihkan fokus mereka dari perhatian pada mulut orang yang sedang berbicara ketika mereka memasuki tahap mengoceh dan bahwa mereka terus fokus pada mulut selama beberapa bulan sesudahnya sampai mereka menguasai bentuk bahasa dasar bahasa asli mereka”, kata David Lewkowicz, seorang profesor psikologi dan ahli yang dikenal secara internasional pada pengembangan persepsi bayi, dalam sebuah rilis berita universitas. “Dengan kata lain, bayi menjadi pembaca bibir ketika mereka pertama kali mulai memproduksi kosakata seperti suara pertama mereka”,  tambahnya.

Memang keliatannya aneh untuk sering berbicara sendiri kepada anak yang masih bayi, belum mengerti apa-apa dan belum dapat berbicara. Namun, hal terebut adalah cara merangsang dan mengajari anak untuk mengerti kosakata dan mulai mengeluarkan kosakata. Tentunya bayi juga memerlukan tahap dalam merespon. Seperti tersenyum, tertawa, mengeluarkan sepotong kata awal atau terakhir dan berikutnya mulai pandai berkata utuh satu kata.

2. Gunakan bahasa sederhana

Dalam berinteraksi dengan si kecil gunakan bahasa yang sederhana, agar dia dengan mudah dapat memahami maksud anda.

Contoh:

Mandi yuk..,   Man-di

Bobok yuk.., Bo- bok

Minum Susu dulu yuk.., Mi-num, Su-su

3. Berusaha menyimak perkataan bayi

Meskipun anda tidak mengerti artinya, berusahalah untuk menyimak apa yang dia katakan atau saat mengoceh. Dengarkan dan berikan respon positif kepadanya, itu membuat bayi anda merasa gembira karena anda mau berinteraksi dengannya.Dengan menyimak perkataannya, anda akan dapat mengerti maksud kata-kata yang dilontarkannya, mengoreksi agar ia mengucapkan dengan lebih sempurna/jelas.

4. Katakan perkataan yang benar, jangan cedal

Banyak para orantua yang keliru ketika berbicara dengan si bayi, dengan menggunakan bahasa yang cedal/malah meniru kata-kata yang dikeluarkan si bayi.

Contoh :

”cayaang….ayo minum cucu ya”

“kamu mau beyak?”

Bayi anda akan menangkap & meniru apa yang anda contohkan, saat dia sudah bisa berbicara dia akan mengatakan ”ma….mau cucu”, “ma, kebelet beyak”.

Maka, sebaiknya anda mengucapkannya dengan kata-kata yang benar: “Sayang, ayo minum susu.” ” Kamu mau berak?”

5. Mengoreksi  ucapan kosakata yang salah

Contoh:

“ma… bukunya yusak”(rusak maksudnya)

Anda jangan mengatakan: “Bukan yusak tapi rusak.” Ini kurang tepat, karena anda mengulang kata yusak, dia akan semakin bingung.

Sebaiknya tidak usah diulang, tapi langsung dibenarkan: “Ooo rusak ya, bukunya”, ” Ru – sak”

Sehingga langsung dapat pointnya.

6. Terus melatih dan menambah instensitas komunikasi

Salah satu anak yang cepat berbicara adalah karena orangtua yang merawatnya sering mengajak ngobrol, bercerita, bertanya jawab terhadap si anak. Sebaliknya, anak yang telat bicara, mungkin saja salah satunya faktor orangtua yang sibuk sehingga anak kurang mendapat perhatian, atau faktor pengasuh yang kurang telaten/kurang “cerewet” dalam kosakata belajar si anak. Oleh karena itu, sesibuk apapun anda, sebaiknya sempatkanlah untuk selalu intens berkomunikasi kepada anak-anak. Mengajari kosakata baru, beratnya jawab mengenai hal-hal sederhana di sekitar anda. Misalnya: “namanya siapa?” pada awalnya ketika dia belum bisa menjawab, anda wajib mengajri jawabannya. “nama ayahnya adik, siapa?” , “nama mamanya adik, siapa?”, “tadi makan sama apa?”, dan lain-lain.

7. Media Audio Visual

Sesekali, anda dapat menonton acara video anak-anak bersama. Seperti acara baby dan kids. Dengan dampingan para orangtua tentunya. Ini akan membantu menambah perbendaharaan kosakatanya. Serta mendapat arahan dan pengawasan dari anda, jika ia merasa bingung dan kurang jelas, anda dapat mengulang kosakata baru, yang ditampilkan di video edukatif untuk anak-anak tersebut.

***

Nah bagaimana, Anda memiliki pengalaman lain dalam mengajari anak berbicara ? Silahkan Sharing di Sini ya. Berbagi ilmu dan pengalaman.[e_SdS]

Semoga bermanfaat

by: my experiences, erin_SdS

11 thoughts on “Kebiasaan Sederhana Agar Bayi Lancar Bicara

  1. informasi ini bermanfaat buat saya.
    saya seorang pns bekerja di bidang teknis khususnya pertanian, jadi cukup sibuk. saya punya anak perempuan usia 1,5 tahun. Yang saya kuatirkan, sampai skrg dia hanya bisa ucapkan satu suku kata dgn intonasi akhir meninggi, mis : maa… paa.., haaa… baaa.. lalu ada kata kata yang diucapakan selayaknya org mengoceh, namun tidak jelas. kebetulan saya selalu sempatkan waktu utk memandikan dia, dan saya selalu berkata “mandi” sepanjang acara mandi itu….. dan dia mengikutinya dgm ” ndi..”
    apakah anak saya mengalami terlambat bicara ya bu.?

    1. Halo Ibu Citra,
      Terimakasih telah berkunjung dan Sharing di Sini.

      Menurut saya, putri ibu masih dalam batas kewajaran. Masa tumbuh kembang anak biasanya usia kurang lebih 1 tahun adalah berjalan, lalu disusul usia kurang lebih 1,5 tahun berbicara. Mungkin karena faktor kesibukan orangtua, khususnya Anda sebagai ibu, jadi intensitas bertemu dengan si kecil dan mengajaknya berbicara kurang. Untuk itu, mulai tambah intensitas mengajaknya berbicara. Mengajarkan kosakata-kosakata baru. Atau Anda perbanyak berbicara dengan ayahnya, saat ada dia. Anak balita cerdas, dia dapat belajar menangkap kata-kata yang diucapkan kedua orangtuanya atau orang sekitar di rumah. Tidak lupa selama Anda bekerja, Anda dapat mendelegasikan tugas kepada asisten yang merawat putri Anda (pembantu/nenek/kakek si bayi)untuk lebih sering mengajaknya berbicara, cerewet mengenalkan hal-hal/benda-benda yang ada di sekitar Anda dan apa yang ia lihat. Dengan lebih aktif mengajarkan kosakata baru dan mengajaknya ngobrol, biasanya si kecil akan bertambah pintar dengan cepat.

      Semoga masukannya bermanfaat

  2. Halo bun,,, informasinya bermanfaat buat saya. Baby saya 10M 12D. Sdh berjalan, jika melatihnya berbicara itu apakah harus face to face? Terkadang baby saya tidak perhatikan mulut atau muka saya, tp sy tetap berusaha mengoceh sambil mengulang kosa kata. Mohon infonya bun. Terimakasih

    1. Halo Bunda Tatik Pratiwi, terimakasih telah berkunjung dan sharing di sini.

      Menurut saya, sebaiknya sesekali intensifkan mengajari anak-anak balita kita, terutama yang belum bisa/belum lancar berbicara dengan bertatap muka. Cara ini tentu lebih efektif untuk anak menyerap apa yang kita ucapkan. Sehingga dia memperhatikan mata dan mulut kita, cara penyampaian dan me-lafadz-kan suatu kata dengan benar.

      Anak-anak yang sedang pada tahap belajar bicara, dia bisa menyerap dari apa yang ia ndengar saja, namun kadang mereka salah saat ia menyamppaikan/mengucapkan/melafadzkannya.

      Contoh pada pengalaman anak saya: Mama, bupa ini. (sambil menunjuk-nunjuk suatu barang)

      Maksudnya adalah: Mama, buka ini. (minta tolong dibuka-kan sesuatu)

      Dia mengucapkan “BUPA” yang seharusnya “BUKA”

      Sebagai orangtua, tentu kita perlu mengoreksi apa yang ia ucapkan salah, dengan perlahan, dan cara efektifnya adalah saling berhadapan face to face.

      “Bukan BUPA, nak… tapi BUKA”.

      Nah, disinilah pentingnya mengajarkan kosakata-kosakata baru dengan cara saling berhadapan/bertatapan muka antara orangtua dan anak, selain itu cara ini juga lebih mengeratkan emosisonal anak dan orangtua dari tatapan mata.

  3. Dear mom,
    Saya seorang ibu pekerja, putri saya umurnya 16 bulan tetapi putri saya belum berani jalan sendiri, dia jalannya harus memegang jari pengasuhnya padahal dia pernah bisa jalan sendiri tetapi besoknya dia sakit akhirnya setelah sembuh dia ga mau jalan sendiri lagi gimana ya mom cara mengatasinya..? dan dia juga bicaranya masih sedikit-sedikit padahal setiap hari saya dan pengasuhnya selalu mengajak ngobrol dan bercerita, gimana ya mom normal apa ga ya…?
    Mohon dibantu moms… terima kasih…

    1. Halo Mom Atie..

      Coba lebih sering dilatih. Jika saat ini si kecil lebih manja ke pengasuhnya. Coba, Anda / suami mengusahakan waktu disela-sela kesibukan Anda (misal: sebelum berangkat kantor, sepulang kantor atau ketika weekend), untuk melatihnya lebih disiplin belajar berjalan. Anda dan suami berdiri / agak berjongkok pada jarak tertentu. si anak diberi aba-aba untuk jalan beberapa langkah menghampiri Anda/suami. Mengajak dan mensupport dia dengan hati gembira. Intensitaskan latihan ini.

      Lalu, boleh Anda ganti, Anda dan si pengasuh, seperti trik serupa diatas. Yang intinya, perlahan mengalihkan kebiasaannya anak berjalan minta dipegangi dan manja kepada si embak. Lalu jika sudah mau, lanjutkan kebiasaan oleh si embak. Dia hanya sebatas menjaga/mengawasinya dari jarak tertentu.

      Dalam mengajari anak berjalan, Ketika si anak terjatuh dengan sendirinya, sebaiknya para orangtua tidak perlu heboh atau teriak. Hal ini malah yang akan menimbulkan anak kaget dan menangis kencang. Support saja dengan kata-kata, misalnya: Wahh pinter belajar jalannya, ayok bangun lagi, Jalan lagi yuk.. Tidak sakit kan.. (sambil periksa apakah ada luka).

      Masalah bicara, tidak perlu khawatir, usia di bawah 2 tahun wajar jika belum lancar benar / masih sedikit. Coba terus berusaha berdialog dengan si anak, seperti mengajukan pertanyaan-pertanyaan sederhana. Dan mengenalkan jawabannya, jika dia belum tau. Sehingga anak menirukan kata-kata itu, terutama kosakata-kosakata baru, untuk perbendaharaan kosakatanya.

      Semoga membantu masukannya.

  4. bun, saya mau tanya, anak saya usianya 19bln, tapi blm lancar bicaranya. dia terlalu aktif sehingga sulit sekali fokus.bahkan tdk mau melihat bibir/wajah saya.tapi dia paling suka dengerin lagu anak2. dia paling pinter nirukan nadanya bahkan kadang dia nirukan kata2 belankangnya aja. misalnya satu dia bilang tu,,,,,bahagia,dia bilang ya,,,,,dll.tapi dia bisa kata2 mama,papa,maem,aduh,emoh,dada aja.
    gmn caranya ya bun biar anak saya bisa fokus n merhatikan saya kalau pas saya ajarin ngomong?
    ada yg bilang suruh dikerok lidahnya sama cincin emas supaya lancar bicaranya?emang gitu itu pengaruh y?tp saya tdk percaya yg begituan apalagi tdk ada hasil penelitian secara tertulis ttg hal itu. ttp ada yg buktikan bisa?mohon infonya y bun,,,,
    saya pingin anak saya lebih lancar bicaranya.
    thanks befor 🙂

    1. Bu Elly, saya penasaran bagaimana perkembangan anak anda sekarang? Ciri2 nya kok mirip sama anak saya, susah fokus, terlalu aktif dan jadi jarang mau kontak mata. Mohon update perkembangan anaknya dan bagaimana penanganannya. Terima kasih.

  5. Dear Mom,

    Saya mau tanya anak saya usia 3 bulan 7 hari sampai dengan saat ini masih sedikit mengocehnya. Kadang hanya tersenyum saja kalau diajak bicara, sesekali mau merespon dengan ocehan. tapi sering juga pada saat diajak bicara sering tidak fokus, dan tidak menatap mata kita.
    Apakah hal tersebut masih termasuk kategori normal? Saya khawatir ada masalah dengan bayi saya.

    Terima kasih.

  6. anak saya sudah 1,5 tahun tapi bicaranya belum benar. paling bisa hanya mama, daddy. padahal dia gemar menonton televisi. saya juga sering mengajarinya bicara tapi ga pernah berhasil. harus bagaimana ya?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Security Code * Time limit is exhausted. Please reload the CAPTCHA.