Aku ibumu, yang gembira bukan kepalang saat kau lahir walau harus bertarung nyawa dan lara. Tak apa. Tangis nyaringmu telah melenyapkan segalanya.
Aku ibumu, yang entah punya berapa banyak cadangan tenaga untuk tetap terjaga saat benderang dan gulita. Tak apa. Memastikanmu baik-baik saja menguburkan sejumlah lelah.
Aku ibumu, yang jungkir balik mengendalikan waktu agar dapat bersamamu. Tak apa. Buah hatiku lebih berharga berlapis langit, walau harus berbanding sederet gelar dan karir.
Aku ibumu, yang menjadi nomor dua ketika teman-teman mulai mencuri hatimu. Tak apa. Asal kau tahu aku akan selalu disini untukmu.
Aku ibumu, yang pada akhirnya entah jadi nomor berapa ketika ada yang benar-benar mendapatkan cintamu. Tak apa. Aku ikut bahagia, kau bisa merasakan cinta yang sesungguhnya.
Aku ibumu, yang berusaha menahan perasaan ketika kau datang dengan air mata terumbar. Tak apa. Yang penting kau tahu kemana harus pulang ketika hatimu hancur.
Aku ibumu, yang berusaha tak hirau akan semua hardik, caci, teriak yang keluar dari mulutmu. Tak apa. Aku pastikan semua tak sampai ke hati.
Aku ibumu, yang menunggu di depan pintu. Tak apa. Aku tahu tak mudah mengais rejeki.
Aku ibumu, yang tak kuasa menahan haru saat kau mintai restu. Tak apa. Doa terbaik mengantarkanmu ke kehidupan yang baru.
Aku ibumu, yang sendiri di masa senja. Tak apa. Yang penting kau bahagia.
by: Wahyu Siswaningrum.wordpress
sedih banget baca kata2nya . .