CCTV vs Karyawan

cctv camera
cctv camera

Beberapa waktu lalu, seorang rekan kerja dari bagian pembelian mengatakan bahwa pimpinan di tempat kami bekerja berencana membeli cctv. Dan rencananya cctv tersebut akan dipasang di setiap ruangan. Berbagai komentar lantas bermunculan antara sesama karyawan.

  • Ada yang merasa khawatir

Seorang teman ada yang berkata : “Aduhh ga bisa ngapa-ngapain deh gue. Kalau gue facebook-an ketauan donk. Semoga aja ga jadi deh pasang cctvnya”.

  • Ada yang merasa biasa saja

Ada beberapa rekan kerja yang tampak biasa saja. Karena toh dari pengamatan selama ini, yah bisa dibilang karyawan teladan. Tidak pernah macam-macam saat jam kerja. Jadi mereka tidak khawatir kalaupun harus dipasang cctv. Toh setiap harinya pun mereka selalu bekerja dengan tekun. Mengobrol saja jarang sekali. Bahkan saat ku lihat layar komputernya pun ya selalu pekerjaan. Tidak pernah kulihat dia sedang online facebook atau membuka situs lain yang tidak berkaitan dengan pekerjaan.

  • Ada yang merasa senang

Ada satu orang rekan kerjaku yang merasa senang. Ya dia memang sudah terkena narsis tingkat tinggi. Jadi dia merasa senang kalau kegiatan dia sehari-hari direkam dalam cctv. “Berasa jadi selebriti deh gue”, begitu katanya.

Semakin menarik membahasnya. Mungkin sang pimpinan perusahaan merasa perlu untuk memasang cctv agar karyawan bekerja dengan lebih sungguh sehingga pekerjaan yang diberikan dapat mencapai target dan memuaskan. Dan pimpinan dapat melihat mana karyawan yang sungguh-sungguh dan berkualitas, mana karyawan yang tidak berkualitas yang kerjanya hanya bermain-main saja.

Dari kejadian dan situasi seperti ini, saya sebagai karyawan hanya bisa menarik hikmahnya. Kalau memang cctv jadi dipasang. Artinya, saya sebagai karyawan seharusnya bekerja dengan sungguh-sungguh. Artinya lagi, kita tidak boleh menyalahgunakan kepercayaan yang sudah diberikan pimpinan kepada kita. Karena tentu saja perusahaan membayar kita untuk bekerja, bukan untuk bermain-main. Kalau memang waktunya bekerja ya bekerja. Tapi ingat, jangan juga menjadi seperti robot. Saking seriusnya bekerja sampai tidak sadar akan lingkungan sekitar. Intinya, segala sesuatu harus seimbang. Jangan berlebihan atau sebaliknya .

Artikel ini dibuat dan dikirim oleh Marini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Security Code * Time limit is exhausted. Please reload the CAPTCHA.