Tak terasa sebentar lagi kita akan menyambut hari Lebaran. Lebaran atau hari raya Idul Fitri merupakan hari yang paling membahagiakan bagi umat islam diseluruh dunia sebab pada hari raya Idul Fitri umat muslim sedunia merayakan kemenangan setelah berpuasa menahan hawa nafsu selama satu bulan penuh. Ternyata tidak hanya di Indonesia saja yang memiliki tradisi dalam menyambut lebaran di berbagai belahan negara di dunia juga memiliki cara cara tersendiri untuk merayakan hari lebaran Idul Fitri.
Berikut ini beberapa uniknya tradisi lebaran di berbagai negara versi Sharing Di Sini, yaitu :
Mesir
Ketika hari Lebaran tiba, anak-anak Mesir menyanyi lagu Ahlan wa sahlan bi al-‘id. Farhan, farhan bi al-id (Selamat datang, selamat datang Hari Raya. Bergembiralah, bergembiralah pada hari raya).
Di Mesir, Idul Fitri tidak disambut semeriah di Indonesia. Karena itu, Idul Fitri sering disebut Id el-Shogayar atau Hari Raya Kecil, sedangkan Idul Adha disebut Idul Kabir (Hari Raya Besar), karena dirayakan jauh lebih meriah.
Meskipun demikian Idul Fitri di Mesir tetap menjadi perayaan kegembiraan yang cukup menarik disimak. Anak-anak kecil bermain-main dan meluapkan kegembiraan dengan baju-baju baru mereka. Makanan khas pada hari lebaran ini berupa biskuit manis yang disebut kahk.
Singapore, Brunei Darussalam, dan Malaysia
Di Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam, hari lebaran juga dinamai dengan hari raya Aidil Fitri. Di kampung-kampung, masyarakat menyulut pelita (obor) dan mudik lebaran dari kota ke desa juga merupakan hal yang lumrah, dinamakan balik kampung. Ucapan lebaran yang jamak di ketiga negara tersebut adalah “mohon maaf zahir dan batin” atau “Salam Aidil Fitri”.
Makanan khas lebaran adalah ketupat, dodol dan lemang. Laki-laki mengenakan baju Melayu lengkap dengan peci, sementara para wanita mengenakan baju kurung. Di Malingshit, kunjungan ke kuburan orang tua kemudian membacakan Surat Yasin adalah hal yang jamak dilakukan di hari lebaran, kemudian dilanjutkan dengan silaturahmi ke kerabat.
Untuk negara tetangga Malaysia tradisi merayakan Lebaran di negeri tetangga itu ternyata tak jauh berbeda dari masyarakat di Indonesia. Malah bisa dibilang sangat mirip. Sebagai hidangan khas, masyarakat Malaysia makan ketupat, lemang, lontong, dan rendang. Setelah shalat Id, mereka berziarah ke makam kerabat. Di rumah, anak-anak akan memberikan hormat kepada orangtua. Orang yang sudah dewasa dan berpenghasilan memberikan uang kepada kerabat yang lebih muda.
India, Pakistan, Bangladesh
Di India, Pakistan, dan Bangladesh, malam terakhir bulan puasa kerap disebut Chand Raat (malam bulan). Penduduk akan memenuhi mal atau pusat-pusat pembelanjaan untuk membeli baju baru, guna dikenakan pada hari Chand Raat atau Idul Fitri itu.
Pada hari lebaran, para wanita ketiga negara di kawasan Asia Selatan itu akan mengecat tangan mereka dengan henna (inai) dan mengenakan pakaian yang warna-warni. Ucapan yang paling populer pada saat lebaran adalah “Eid Mubarak”, di mana para orang tua biasanya memberikan eidi (uang atau angpao) kepada anak-anak kerabat atau cucunya.
Usai Shalat Id yang disebut Eidgah, mereka biasanya melaksanakan acara kumpul-kumpul dengan sesama anggota keluarga dan kaum kerabat sambil makan-makan. Makanan yang paling banyak tersedia bernama sivayyan, berupa mie vermicelli. Setelah berkumpul dan nyekar, perayaan dilanjutkan dengan festival khusus, berupa karnaval dan kembang api.
Pemeluk islam di India biasanya akan berkumpul di Jama Masjid yang terletak di New Delhi untuk melakukan shalat Id. Masjid ini menjadi pusat perayaan Idul Fitri di New Delhi, ibu kota India. Mereka juga menyiapkan hidangan khusus yang disebut dengan siwaiyaan, yakni campuran bihun manis dengan buah kering dan susu. Siwaiyaan hadir dalam beragam bentuk dan warna.
Turki
Lebaran di Turki dikenal dengan istilah Seker Bayram atau Festival Gula , dan ucapan khas lebaran adalah Bayraminiz Kutlu Olsun atau Bayraminiz Mübarek Olsun (Semoga bayram-mu menjadi berkah). Kemungkinan sebutan ini muncul karena tradisi mereka saling mengantarkan manisan di hari raya Idul Fitri. Perayaan besar ditandai dengan silaturahmi, mengenakan baju baru dan saling mengunjungi. Bahkan, acara nyekar lebih semarak di sini, ditandai dengan pasar bunga untuk nyekar selama tiga hari berturut-turut.
Jika di Indonesia dikenal sungkem, di Turki hal ini dilakukan dengan orang tua mencium tangan kanannya lalu kemudian dipegangkan di dahi anaknya sambil mengucap doa lebaran. Setelah itu, anak-anak pun mendapatkan hadiah berupa koin uang, permen, atau manisan. Selain zakat fitrah, penggalangan dana bagi kaum miskin dilakukan lewat acara sosial dan pertunjukan hiburan.
Iran
Meski Iran termasuk negara Islam, namun perayaan Idul Fitri tampak biasa-biasa saja dan tidak semeriah seperti Indonesia atau negara-negara di kawasan Asia Tenggara lainnya. Karena muslim Iran adalah pengikut ajaran Syiah, Idul Fitri di Iran adalah perayaan personal dan kurang semarak.
Dihiasi dengan Shalat Id berjamaah di masjid dan lapangan kemudian dilanjutkan dengan acara silaturahmi keluarga. Acara ditutup dengan pemberian makanan dari keluarga kaya kepada yang papa.
Cina
Di Cina yang menganut sistem politik komunis, perayaan Idul Fitri bagi para umat muslim setempat, tampak tetap meriah. Di Xinjiang, misalnya, pada pagi hari Idul Fitri sekitar 1.000 muslim setempat melakukan Shalat Id. Para pria mengenakan jas khas dan kopiah putih, dan para wanita mengenakan baju hangat dan kerudung setengah tutup.
Pesta makan diisi dengan masak besar untuk seluruh jamaah yang hadir diikuti dengan makan bersama. Acara kemudian dilanjutkan dengan saling mengunjungi kerabat dan silaturahmi. Acara juga diisi dengan Mengunjungi makam leluhur, membersihkan dan mempersembahkan doa adalah tradisi saudara kita di China sana. Tradisi doa ini pun dilakukan khusus untuk menghormati ratusan ribu muslim yang tewas selama Dinasti Qing dan selama Revolusi Kebudayaan. Lebaran ditetapkan sebagai hari libur dan saat itu kaum pria mengenakan jas khas dan kopiah putih, sementara wanita memakai baju hangat dan kerudung setengah tutup. Seusai salat Ied, umat muslim makan-makan dan bersilaturahmi.
USA
Di Amerika Serikat, perayaan lebaran tampak tidak semeriah di negara-negara lain di dunia. Bahkan, karena Idul Fitri bukan hari libur nasional, terkadang umat muslim di negara Paman Sam ini, tidak tahu kapan masuknya hari Idul Fitri.
Biasanya, hari lebaran diberitahukan oleh komunitas muslim setempat melalui sarana telekomunikasi, seperti telepon maupun internet berupa email atau website. Mereka yang sudah mendapat kabar masuknya tanggal 1 Syawal, biasanya akan bangun pagi-pagi, sarapan kemudian berangkat ke masjid, ballroom hotel atau lapangan untuk Shalat Id.
Pakaian yang dikenakan terkadang beragam sesuai asal pemakainya (mayoritas muslim di sana adalah imigran). Selesai shalat, dilanjutkan dengan saling mengucapkan Happy Eid atau Eid Mubarak antar sesama jemaah Shalat Id, para kenalan dekat dan kaum kerabat
Eropa
Rata-rata perayaan lebaran di negara-negara Eropa yang memiliki komunitas muslim sedikit sangat jauh dari kemeriahan. Karena Idul Fitri bukanlah hari libur resmi, maka muslim di negara ini harus tetap bekerja atau sekolah sebagaimana hari biasanya. Muslim akan berusaha mengambil cuti di hari ini supaya tetap bisa mengikuti Shalat Id dan berkumpul dengan sesama muslim di masjid, kemudian berkumpul bersama keluarga di rumah.
Meskipun tradisi dan kemeriahan menyambut lebaran atau hari raya Idul Fitri, berbeda antara satu negara dengan negara lainnya atau satu tempat dengan tempat lainnya, namun yang pasti esensi memperingati atau merayakan Idul Fitri adalah sama. Yakni, membuka kesucian diri dan merayakan kemenangan melawan nafsu.
Afrika Selatan
Afrika Selatan Setiap tahun orang-orang akan berkumpul di Green Point, Cape Town, untuk menyaksikan datangnya hari terakhir Ramadhan bersama kerabat sambil berbuka puasa. Setelah maghrib, biasanya diumumkan tentang datangnya hari raya lebaran dan masyarakat berkesempatan untuk melaksanakan shalat Id yang dilanjutkan dengan berkunjung ke rumah sanak saudara.
Saudi Arabia
Arab Saudi Di Riyadh, Arab Saudi, perayaan Lebaran kental dengan kesenian. Sejumlah pagelaran diadakan, misalnya teater, baca puisi, parade, dan pertunjukan musik. Para saudara kita di sana mendekorasi rumahnya agar terlihat meriah dan menarik. Bila Indonesia punya ketupat dan opor ayam, Arab Saudi punya daging domba yang dicampur nasi dan sayuran tradisional. Hal ini juga terjadi di Sudan, Suriah, dan beberapa negara Timur Tengah lainnya.
Suriname
Suriname Negara ini bisa dikata memiliki kedekatan psikologis dengan Indonesia karena sebagian penduduk Suriname merupakan keturunan suku Jawa yang dikirim ke negeri itu sebagai kuli kontrak pada masa penjajahan Belanda. Tradisi ied mubarok (lebaran) di negara ini bisa dibilang sangat unik karena penetapan hari Lebaran dilakukan berdasarkan perhitungan mereka sendiri dengan menggunakan prajangka atau perhitungan ala primbon Jawa peninggalan nenek moyang sejak ratusan tahun lalu.
Fiji
Fiji Di negara kecil Fiji pun terdapat tradisi serupa. Negara tersebut memang mayoritas non-Muslim. Namun, ada tradisi unik dalam perayaan Idul Fitri. Hidangan spesial khas Idul Fitri adalah samai, mi manis yang dicampur dengan susu. Samai disajikan bersama samosas, sejenis kari ayam atau daging. Uniknya, hanya kaum pria yang datang ke masjid untuk shalat Id.
Kalau di Indonesia apa ya, mbakyu?
Kayaknya yang paling TOP adalah :
TRADISI MUDIK PULANG KAMPUNG. ARUS MUDIK – ARUS BALIK. Hanya ada di Indonesia!!