Dampak Emosi Negatif Pada Ibu Hamil

Banyak studi yang memaparkan bahwa kesehatan mental ibu berpengaruh besar terhadap kondisi si calon jabang bayi selama masa kehamilan hingga pasca persalinan. Pada kondisi hamil ini mental seorang ibu hamil memang cepat berubah, terkadang emosi negatife atau emosi positif. Semua itu karena pengaruh perubahan hormon.

Untuk itu Sharing Di Sini akan berbagi beberapa dampak emosi negatif yang ditimbulkan ketika hamil, yaitu  :

Kelahiran premature

Banyak penelitian mengaitkan stress yang dialami ibu hamil dengan produksi corticotrophin-releasing hormone (CRH) yang berlebihan di awal kehamilan. CRH diduga sebagai penyebab kelahiran bayi premature.

Mempersulit proses persalinan

Tekanan emosi yang kuat menyebabkan kontraksi tidak teratur, ini bisa memperlambat proses persalinan. Sebuah kisah nyata dialami Reni, bukan nama sebenarnya; menjelang persalinan, sang ayah (kakek si bayi) mendadak menghilang. Seluruh keluarga sudah mengupayakan segala cara untuk menemukannya, termasuk bersiap mendengar kabar duka. Tekanan dan emosi yang naik-turun membuat kehamilan Reni sampai berusia lbih dari 40 minggu, hingga dokter memutuskan untuk melakukan operasi Caesar karena cairan ketubannya sudah tidak mencukupi lagi.

Kekurangan oksigen

Ibu hamil yang mengalami ketakutan atau trauma psikis, seperti menyaksikan kejadian luar biasa atau bencana alam yang dasyat, akan membuat aliran darah ke rahim terhambat. Akibatnya bayi kekurangan pasokan oksigen yang sangat dibutuhkannya. Bila kondisi ini dibiarkan akan memengaruhi perkembangan janin. Beberapa kasus cederaotak pada bayi baru lahir disebabkna kurangnya pasukan oksigen dalam kandungan.

Baby blues

Perasaan tertekan dan sendirian yang dialami bumil bisa terbawa sampai saat melahirkan. Bila terus berlanjut, kondisi ini disebut baby blues atau post partum depression. Muncul perasaan lelah tidak berkesudahan, merasa tidak mampu menjadi ibu, dan seterusnya. Pada skala ringan perasaan ini akan hilang sendiri dalam 2-3 hari. Kalau terus berlanjut, ibu membutuhkan bantuan dokter/psikolog untuk mengatasinya.

Bayi lahir dengan berat badan lahir rendah hingga efeksi

Penelitian yang dilakukan Tiffani, PhD dari University of Miami Medical School, membuktikan, ibu hamil yang mengalami tekanan selama kehamilannya memiliki kadar stress tinggi, aktifitas otak yang peka terhadap depresi, serta sulit makan dan tidur. Resikonya tidak main-main, dari melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) hingga tekanan darah tinggi, sakit jantung, dan rendahnya kekbalan tubuh terhadap infeksi.

Anak bermasalah

Bukan bermaksud menakut-nakuti, kondisi bumil yang bergejolak sudah bisa terlihat sejak kehamilannya yang sulit, proses persalinan tidak lancar, hingga baby blues. Namun tidak berhenti disitu. Kelak anak yang dilahirkan pun akan bermasalah. Beberapa masalah yang dapat timbul/berdampak pada bayi dari ibu yang semasa hamil beremosi negatif adalah:

  1. bayi sulit tidur
    Sejak bayi sudah menunjukkan tendensi sebagai bayi sulit. Cirinya antara lain, kalau menangis sulit ditenangkan, sulit beradaptasi dengan lingkungan baru, dan takut bertemu orang asing.
  2. Emosi bergejolak
    Seperti yang dialami ibunya saat hamil, anak akan tumbuh dengan emosi bergolak. Mood-nya naik-turun tidak tertebak. Anak seperti ini tentu akan mengalami kesulitan dalam pergaulannya. Sikapnya yang tidak menyenangkan akan membuatnya dijauhi teman.
  3. Gangguan perilaku
    Pada kondisi berat, anak bahkan mengalami gangguan perilaku. Seperti anak penyandang autism tapi ternyata bukan, kadang terlihat begitu hiperkatif, tapi juga bukan hiperaktif. Untuk menemukan penyebabnya dibutuhkan pemeriksaan komprehensif, bahkan tidak jarang banyak yang terlewat alias tidak terdeteksi penyebabnya sehingga penanganannya pun tidak tepat.
  4. Alkohol dan narkoba
    Beberapa penelitian mengungkap, anak-anak dengan emosi yang tidak stabil lebih rentan terjerumus penyalahgunaan alcohol dan narkoba saat remaja. Kalau sudah begini, tentu akan merepotkan semua.

Agar dampak emosi negatif ini tidak sampai terjadi, dianjurkan agar ibu hamil dapat mengatur emosi yang tak berlebihan terutama emosi negatif. Semoga bermanfaat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Security Code * Time limit is exhausted. Please reload the CAPTCHA.