Berdasarkan sebuah studi, Gentile and Bushman seorang pakar psikologi anak, ada enam faktor yang dapat menyebabkan anak menjadi pengganggu atau melakukan bullying terhadap temannya.
“Ketika semua faktor-faktor risiko yang dialami oleh anak-anak, maka serangan dan perilaku intimidasi akan semakin tinggi. 1-2 faktor risiko bukanlah masalah besar bagi anak-anak, peran penting dan perhatian orangtua akan membantu untuk mengatasi tindakan bullying “kata Gentile.
Berikut Sharing di Sini Faktor Penyebab Anak-anak Suka Mengejek/Menyerang (Bullying) Temannya .
1. Kecenderungan permusuhan
Dalam sebuah keluarga, sebuah hubungan, persahabatan, dan permusuhan sering tidak dapat dihindari. Permusuhan akan membuat anak merasa dendam dan ingin membalas, apalagi jika permusuhan itu terjadi di dalam anggota keluarga, misal: ayah dan ibu, kekerasan orangtua / bullying orangtua terhadap anaknya.
2. Kurangnya perhatian
Keterlibatan orang tua yang rendah dan kurangnya perhatian orangtua pada anak-anak dapat menyebabkan anak-anak ingin mencari perhatian dan pujian dari orang lain. Salah satunya adalah menjadi bermasalah/ ingin pujian kekuatan dan popularitas luar rumah.
3. Gender sebagai laki-laki
Seringkali orang menganggap bahwa untuk menjadi seorang pria harus kuat selama perkelahian. Perilaku ini membuat mereka lebih mungkin agresif secara fisik.
4. Riwayat kekerasan
Biasanya, anak-anak yang mengalami kekerasan, terutama orang tua terhadap anaknya, atau antara kedua orangtua, akan lebih mungkin untuk ‘balas dendam’ di luar rumah mereka.
5. Riwayat Adu kekuatan
Terkadang anak-anak berjuang untuk membuktikan kekuatan mereka. Awalnya adalah sebuah permainan biasa, video game atau ajang pertandingan olahraga. Namun, karena salah satu pihak tidak terima / tidak puas dengan kekalahannya, akan membuat ia selelalu menantang dan membuat kecanduan untuk terus melakukannya. Cara ini ditempuh untuk mencapai pujian dari banyak orang hingga tindakan bullying kerapkali terjadi.
6. Paparan kekerasan dari media
Televisi, video game, dan film menyajikan banyak adegan kekerasan, atau perang. Meskipun seharusnya, orang tua memberikan bimbingan dan pendampingan saat menonton atau bermain video game untuk anak-anak, pada kenyataannya banyak yang tidak melakukan hal ini. Eksposur media untuk adegan kekerasan sering menjadikan anak terinspirasi untuk mencobanya di dunia nyata. Akibatnya, teman-temannya kerap menjadi ajang percobaan / korban tindakan kekerasan seperti apa yang ia tonton di televisi/video.
Untuk itu, Orangtua harus menemani anak dan memberikan pengertian/penjelasan terhadap adegan kekerasan jika sedang menonton film atau bermain video game perkelahian. Karena pengaruh media ini membawa 80% perilaku negatif anak dan menginspirasi anak-anak untuk melakukannya.
Menjadi orangtua sama halnya menjadi anak-anak. Orangtua setiap hari harus belajar menjadi manusia yang lebih bijaksana, dengan memperbaiki dan mengubah perilaku menjadi lebih baik, agar kelak dapat dicontoh anak-anaknya. Begitu juga dengan anak-anak, mereka belajar dari apa yang kita lihat dan kita perbuat setiap hari. Tanamkan perhatian, merawat dan mendidik anak-anak dengan kasih sayang dan moral baik, maka mereka akan tumbuh menjadi pribadi yang penyayang dan bermoral. [e_SdS]