Bagaimana virus HIV bisa menimbulkan rusaknya sistem kekebalan manusia ?
Virus HIV membutuhkan sel-sel kekebalan kita untuk berkembang biak. Secara alamiah sel kekebalan kita akan dimanfaatkan, bisa diibaratkan seperti mesin fotocopy. Namun virus ini akan merusak mesin fotocopynya setelah mendapatkan hasil copy virus baru dalam jumlah yang cukup banyak. Sehingga lama-kelamaan sel kekebalan kita habis dan jumlah virus menjadi sangat banyak.
Dimanakah virus HIV ini berada ?
HIV berada terutama dalam cairan tubuh manusia. Cairan yang berpotensial mengandung virus HIV adalah darah, cairan sperma, cairan vagina dan air susu ibu. Sedangkan cairan yang tidak berpotensi untuk menularkan virus HIV adalah cairan keringat, air liur, , air mata dan lain-lain. Jadi jangan takut jika bersentuhan dengan penderita HIV/AIDS, bagaimanapun juga mereka juga manusia yang membutuhkan perhatian dari manusia lainnya, dan bukan justru mendapat diskriminasi.
Apa gejala orang yang terinfeksi HIV menjadi AIDS?
Bisa dilihat dari 2 gejala yaitu gejala Mayor (umum terjadi) dan gejala Minor (tidak umum terjadi):
Gejala Mayor:
Berat badan menurun lebih dari 10% dalam 1 bulan
Diare kronis yang berlangsung lebih dari 1 bulan
Demam berkepanjangan lebih dari 1 bulan
Penurunan kesadaran dan gangguan neurologis
Demensia/ HIV ensefalopati
Gejala Minor:
Batuk menetap lebih dari 1 bulan
Dermatitis generalisata
Adanya herpes zostermultisegmental dan herpes zoster berulang
Kandidias orofaringeal
Herpes simpleks kronis progresif
Limfadenopati generalisata
Infeksi jamur berulang pada alat kelamin wanita
Retinitis virus sitomegalo
Kasus Dewasa:
Bila seorang dewasa (>12 tahun) dianggap AIDS apabila menunjukkan tes HIV positif dengan strategi pemeriksaan yang sesuai dengan sekurang-kurangnya 2 gejala mayor dan 1 gejala minor, dan gejala ini bukan disebabkan oleh keadaan lain yang tidak berkaitan dengan infeksi HIV.
Bagaimana HIV menjadi AIDS?
Ada beberapa Tahapan ketika mulai terinfeksi virus HIV sampai timbul gejala AIDS:
1. Tahap 1: Periode Jendela
– HIV masuk ke dalam tubuh, sampai terbentuknya antibody terhadap HIV dalam darah
– Tidak ada tanda2 khusus, penderita HIV tampak sehat dan merasa sehat
– Test HIV belum bisa mendeteksi keberadaan virus ini
– Tahap ini disebut periode jendela, umumnya berkisar 2 minggu – 6 bulan
2. Tahap 2: HIV Positif (tanpa gejala) rata-rata selama 5-10 tahun:
– HIV berkembang biak dalam tubuh
– Tidak ada tanda-tanda khusus, penderita HIV tampak sehat dan merasa sehat
– Test HIV sudah dapat mendeteksi status HIV seseorang, karena telah terbentuk antibody terhadap HIV
-Umumnya tetap tampak sehat selama 5-10 tahun, tergantung daya tahan tubuhnya (rata-rata 8 tahun (di negara berkembang lebih pendek)3.
3. Tahap 3: HIV Positif (muncul gejala)
– Sistem kekebalan tubuh semakin turun
– Mulai muncul gejala infeksi oportunistik, misalnya: pembengkakan kelenjar limfa di seluruh tubuh, diare terus menerus, flu, dll
– Umumnya berlangsung selama lebih dari 1 bulan, tergantung daya tahan tubuhnya
4. Tahap 4: AIDS
– Kondisi sistem kekebalan tubuh sangat lemah
– berbagai penyakit lain (infeksi oportunistik) semakin parah
- Jika terjadi pertukaran darah yang diantaranya disebabkan oleh tranfusi darah
- Hubungan Sex tanpa pengaman (kondom), apalagi jika terjadi luka di dalam
- Penggunaan jarum suntik yang tidak steril
- Pemberian ASI oleh ibu yang mengidap HIV AIDS
tanda “=>” disamping menjelaskan bahwa terjadi hubungan sex tanpa pengaman / terjadi pertukaran darah yang di akibatkan karena hubungan sex (setiap hubungan sex intim menyebabkan luka lecet pada kemaluan yang sangat kecil namun memungkinkan darah untuk bertukar).
Cegah penularan virus mematikan HIV AIDS dengan langkah yang tepat. Baca artikel Tips Mencegah HIV AIDS dan Mitos – mitos yang salah seputar penularan HIV AIDS. [e_SdS]
source: Web MD