Sebuah studi jangka panjang terbaru menunjukkan, calon ibu yang mengkonsumsi acetaminophen atau lebih dikenal dengan paracetamol atau Tylenol lebih beresiko melahirkan anak dengan gangguan attention deficit-hyperactivity disorder (ADHD). Padahal selama ini Paracetamol merupakan obat paling umum yang digunakan ibu hamil, untuk mengatasi demam atau sakit.
Menurut penelitian, anak-anak yang ibunya mengkonsumsi paracetamol 40 persen lebih beresiko didiagnosis dengan ADHD, atau hiperaktif. Penelitian melibatkan lebih dari 64 ribu ibu di Denmark beserta anak-anak mereka. Umumnya anak-anak yang diteliti lahir antara tahun 1996 hingga 2002.
Di Usia 7 tahun, anak-anak tersebut menujukkan perilaku ADHD. Penelitian ini diterbitkan pada 24 Februari dalam jurnal JAMA Pediatrics. Namun, studi tak menjelaskan hubungan sebab-akibat. Doktor spesialis pediatrik mengatakan, penelitian harus ditindak lanjuti untuk memverifikasi temuan.
Ibu hamil biasanya menggunakan paracetamol untuk mengobati sakit kepala, demam atau nyeri. Sebab, obat-obatan seperti aspirin, naproxen dan ibuprofen tak dianjurkan selama kehamilan.
Kepala departemen epidemiologi di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas California, Los Angeles, Dr Beate Ritz mengatakan, resiko ADHD tampaknya meningkat dengan jumlah konsumsi paracetamol oleh ibu hamil.
Efek terkuat terlihat ketika seorang wanita mengatakan, dia telah mengonsumsi itu selama enam minggu atau lebih.”Kami selalu berpikir acetaminophen (paracetamol) adalah jenis tidak berbahaya dan tidak begitu buruk untuk dikonsumsi selama kehamilan. Mungkin itu jika dikonsumsi satu atau dua kali. Tetapi jika Anda mengonsumsi berulang-ulang, risiko ini akan lebih tinggi,” ujar Ritz.