Teh hijau bermanfaat diantara mencegah penuaan dini, mencegah penyempitan pembuluh darah maupun menurunkan kadar kolesterol. Lalu siapa yang layak mengonsumsi teh hijau?
Menurut Emilia E. Achmadi MS.,RD, seorang Clinical Dietician atau nutrisionis, menyatakan bahwa sebaiknya konsumsi teh hijau atau greentea disesuaikan dengan gaya hidup seseorang. Tapi batasan normalnya sekitar 750 cc (0,75 liter)/hari.
“Kalau yang bersangkutan tergolong aktif secara fisik, tentunya konsumsi bisa lebih banyak. Perlu diingat, harus balancing dengan minum ait putih, karena tubuh kita 70 persen adalah air,” paparnya.
Idealnya, minum teh hijau ini sekitar 2-3 gelas saja sehari. Perlu diingat tidak boleh menggantikan asupan air putih dengan teh hijau.
Teh hijau juga tidak layak dikonsumsi anak balita. Mengapa? Mereka di usia balita, anak adalah masa pertumbuhan, sehingga gizi susu masih sangat penting atau nutrisi yang lainnya untuk pertumbuhan. Sehingga jika diberikan greentea akan menganggu asupan.
“Usia anak SD, minum teh hijau masih oke boleh dikonsumsi tapi dengan porsi yang bijaksana. Sampai sekarang tidak ada counter bahwa produk ini dilarang dikonsumsi anak-anak, apalagi salah satu kompenennya adalah kafein jumlahnya tidak besar, baik untuk stimulasi fungsi syaraf,” katanya.
Emilia mengingatkan adanya kebiasaan yang keliru yakni teh diseduh lebih sekali? “Masyarakat Indonesia mempunyai kebiasaan berhemat yang keliru. Saat seduhan kedua, antioksidan dan katekin hilang saat seduhan kedua,” katanya.
Konsumsi setidaknya 10 ounce (10 ounce = 295,7cc – satuan cairan) teh hijau setiap hari dipercaya dapat mengabsorsi arteri dari kelebihan lemak dan kolesterol, yang secara otomatis menyehatkan arteri sehingga menimbulkan efek awet muda