Kekhawatiran akan terjadinya Sudden Infant Death Syndrome (SIDS) atau sindrom kematian mendadak pada bayi membuat orangtua ragu menidurkan bayi kecilnya dalam posisi tengkurap. Sebenarnya, SIDS tak akan terjadi jika kondisi bayi selalu terpantau. Jadi, jangan takut menengkurapkan bayi sekalipun usianya belum sebulan.
Dengan sering ditengkurapkan, bayi belajar mengembangkan kekuatan leher, punggung, dan otot-otot bagian atas lainnya. Kurang lebih di usia 4 bulan, kebanyakan bayi telah mampu menopang kepala dan lehernya menghadap depan.
Jika sudah menguasai kemampuan tersebut dengan baik, tidak lama dari itu mengangkat tubuh ini meningkat, dia mulai bisa membalikkan badan, menggeser dan akhirnya mampu menggulingkan badan dari posisi tengkurap, telentang, lalu tengkurap lagi dan seterusnya.
Penelitian membuktikan, bayi yang lebih banyak tidur telentang jauh lebih kecil kemungkinannya untuk bisa berguling di usia 4 bulan daripada bayi yang biasa ditidurkan tengkurap.
Hal yang sama diakui oleh Glenn Doman (ahli terapi otak). Menurutnya, untuk mempermudah bayi bergerak, maka bayi harus diletakkan di lantai yang datar, tentu saja yang bersih dan alas yang aman untuk bayi, dengan posisi tengkurap agar dia bisa menghabiskan waktunya sebanyak mungkin menggerakkan tangan dan kakinya untuk bergeser maju.
Sebaliknya, Doman mengatakan, bayi dalam posisi telentang ibarat kura-kura dalam posisi terbalik. Ia sulit menggunakan leher dan anggota tubuhnya untuk belajar menopang tubuh dan bergerak maju atau munjur.
Selain baik bagi perkembangan sensor motorik (kemampuan indra dan gerak), tengkurap juga membuat tidur bayi jadi lebih pulas. Jika bayi tidur terlentang, refleks moro (refleks pada bayi baru lahir yang terlihat seperti gerak terkejut) seringkali membuat bayi kaget, terbangun dan menangis.
Efek refleks kejut yang tak terkontrol itu dapat dikurangi dengan bayi tidur dengan posisi tengkurap. Alasannya, dada dan tangan bayi bersentuhan dengan permukaan tempat tidurnya sehingga menimbulkan rasa aman dan nyaman. Manfaat lain, tidur tengkurap mencegah terjadinya kepala gepeng atau peyang.
Selanjutnya, bayi yang telah mampu tengkurap sendiri akan lebih mudah meraih kemampuan motorik kasar yang lebih kompleks, yaitu berguling, merangkak, berdiri, hingga berjalan.
Para orangtua, jadi tidak perlu khawatir jika bayinya lebih suka tidur tengkurap ya, atau sengaja menengkurapkannya saat tidur. Hal tersebut hampir sama nyamannya, saat ia tidur di dekapan dada/perut ayah/ibunya ketika Anda menidurkan sambil rebahan dengan si bayi tengkurap di dada-perut Anda, atau ketika Anda menidurkan sambil menggendong berdiri, duduk dikursi, atau didalam dekapan saat bepergian.
Tidur tengkurap akan aman, jika selalu dibawah pengawasan orang dewasa, jangan sampai posisi wajah menghadap ke bawah (kasur) / lubang hidung tertutupi kasur/bantal. Ada pengalaman yang sama? Jangan lupa sharing di sini yaa.[e_SdS]
source: mother&baby