Dunia balita adalah bermain dan belajar mengenal lingkungan sekitarnya. Anak-anak sangat menyukai mainan. Orangtua harus pandai mengatur kegiatan dan memilih permainan untuk balita, yang dapat mengasah daya konsentrasinya. Berikut Sharingdisini beberapa cara melatih konsentrasi balita Anda.
1. Membiarkan anak asik bermain dengan satu benda atau benda kesayangannya. Misalnya mobil-mobilan, boneka, lego dan lainnya. Benda-benda itu kemungkinan membuat anak ‘terbius’ dan asik bermain mengutak-atik sehingga membuat konsentrasinya bekerja 100 persen.
2. Mendorong anak untuk banyak bergerak. Misalnya berjalan-jalan di luar rumah, bermain air, lempar bola, dan main bola kaki dan jenis olahraga lain yang bisa dilakukan sendiri maupun secara berkelompok. Di dalam rumah Anda bisa memutar lagu dan bergerak menari sesuka hati mengikuti irama.
3. Sekali-kali, boleh memberi kesempatan bermain games konsol. Permainan ini jika dilakukan dalam tempo yang tidak terlalusering dan dalam pengawasan, bisa meningkatkan konsentrasi. Banyak anak yang mampu duduk berjam-jam di depan komputer hanya untuk berhasil menyelesaikan level tertentu pada sebuah game. Namun ingat, batasi durasi dan kadarnya tidak terlalu sering.
4. Membiasakan anak untuk merasa nyaman dalam keheningan. Misalnya dengan permainan ‘Hening Sejenak’. Caranya matikan radio, televisi, dan dilarang bicara sampai alarm yang diset selama 2 menit berbunyi. Saat hening, anak akan bisa lebih lama memusatkan pikirannya pada suatu hal. Cara lain adalah ajak balita bermain petak umpet. Cara ini akan membuatnya berfikir untuk bersembunyi dan berusaha diam agar tidak ketahuan ketika ia bersembunyi, mendengarkan jejak langkah dan suara Anda saat memanggil namanya untuk berhasil menemukannya.
5. Biasakan membacakan buku untuknya secara lantang dengan intonasi, irama, dan ekspresi wajah yang berubah-ubah sesuai dengan cerita yang ada. Dengan begitu anak akan tersihir hingga ia berusaha berkonsentrasi untuk mendengarkan, mencerna, mengimajinasi cerita dongeng dan kemudian ia mampu mengingat apa yang Anda bacakan secara baik. Anak yang berkonsentrasi saat dibacakan dongeng kemudian Anda kembali mendongeng cerita yang sama, ia akan tahu ketika Anda melewatkan satu paragraf atau kalimat.