Janin lenyap saat hamil?

Kehamilan merupakan hal yang ditunggu-tunggu dan diinginkan oleh pasangan suami istri, terutama yang baru menikah. Pusing, mual, bahkan sudah tes kehamilan menggunakan test pack dan hasilnya positif, tetapi bagaimana mungkin tidak hamil?

hamil

Kejadian ini memang sangat jarang terjadi, tetapi hal ini perlu diketahui oleh masyarakat, terutama para ibu-ibu. Banyak mitos yang ditimbulkan akibat kejadian ini, “Apa janin bisa lenyap ditengah masa kehamilan?” “Apa janin saya di ambil oleh makhluk halus?”

Pertanyaan-pertanyaan itu bermunculan karena pada waktu-waktu yang lalu belum ada alat yang cukup canggih untuk memeriksa kehamilan. Kehamilan seringkali didiagnosis atas keluhan yang di alami oleh perempuan seperti sudah telat haid selama beberapa bulan, mual, pusing dan muntah-muntah. Padahal tanda-tanda tersebut belum bisa memastikan sepenuhnya bahwa sang ibu sedang dalam masa kehamilan.

Kehamilan Palsu atau False Pregnancy atau Pseudocyesis adalah keadaan dimana seorang wanita merasa bahwa dirinya sedang hamil yang tentu saja di sertai dengan tanda-tanda atau gejala kehamilan yang sama dengan gejala kehamilan pada umumnya seperti Perut membesar, Payudara melembek dan membesar, berhenti datang bulan, merasakan pergerakan janin, mual, muntah, dan lain-lain. Mengapa hal itu bisa terjadi?

Pseudocyesis ini pada umumnya dapat terjadi kepada semua mamalia, baik binatang maupun manusia. Pada manusia, gejala ini sering dialami oleh para wanita yang berusia 20-40 tahun. Pseudocyesis ini terjadi karena faktor psikis. Faktor psikis ini sering timbul akibat pengaruh dari orang tua seperti suami, tetangga, mertua, dan lain-lain, misalnya suami yang ingin cepat-cepat punya anak, atau mertua yang mendesak terus untuk melakukan hubungan intim karena ingin menggendong cucu, hal-hal seperti ini yang bisa mempengaruhi faktor psikis si wanita sehingga kemungkinan mengalami pseudocyesis meningkat. Tanda-tanda seperti perut membesar, pun bukan menjadi pertanda. Ada juga yang sudah menggunakan testpack dan mendapat hasil positif, tapi ternyata ia tidak hamil, bahkan ada yang merasakan pergerakan bayi dalam perut,
tetapi ia juga tidak hamil.

Perut membesar bukan tanda sedang terjadinya kehamilan. Perut membesar bisa terjadi karena sang ibu banyak makan karena merasa hamil, atau bisa juga karena air seni yang ditahan lama, atau tanda penyakit lainnya seperti adanya kista atau miom.

Sekalipun sudah mencoba tes kehamilan menggunakan test pack, tidak menjamin bahwa si ibu sedang hamil. Testpack tidak 100% efektif dalam mendiagnosis kehamilan. Karena jika tidak mengerti dalam menggunakan testpack, bisa membuat hasil tersebut seakan-akan positif. Gangguan hormon pun bisa membuat hasil testpack seolah-olah positif. Tetapi kesalahan-kesalahan ini pun belum tentu sepenuhnya kesalahan pengguna, tetapi bisa saja kesalahan dari alat tersebut seperti cacatnya alat tes kehamilan tersebut.

Keterlambatan Haid juga bisa terjadi pada gejala ini. Hal ini bisa terjadi karena faktor psikis yang mengganggu misalnya stress. Banyak kasus dimana saat perempuan sedang mengalami stress maka siklus haidnya pun berubah menjadi terlambat atau terlalu cepat.

Tak jarang para pria atau sang suami juga menderita kelainan ini. Jika gejala ini dialami oleh laki-laki, gejala ini disebut couvade  atau sympathetic pregnancy. Para pria ini akan mengalami gejala seperti pasangan mereka yang sedang hamil. Di Indonesia biasa disebut suami yang ikut ngidam pada saat istrinya hamil.

Kontraksi pun bisa terjadi pada yang penderita pseudocyesis, seperti saat ingin buang air besar, dianggap sebagai kontraksi. Pergerakan usus dianggap sebagai pergerakan bayi, hal-hal seperti ini bisa saja terjadi kepada si penderita karena sangat menginginkan untuk punya anak.

Kehamilan palsu sering dikaitkan dengan mitos bahwa janin di ambil makhluk halus. Ada kasus juga dimana ada bayi yang kepalanya tidak ada atau kepalanya dimakan? Kelainan ini juga sering ditemukan, seringkali merupakan efek dari mengkonsumsi obat-obatan sembarangan saat hamil.

Kasus yang biasa terjadi adalah sang ibu tidak pernah control ke dokter dan tidak pernah di USG. Pada saat pergi ke dokter, adalah saat dirujuk oleh bidan karena bunyi jantung bayinya sudah sulit didengar. Teryata memang bayinya sudah meninggal dan terdapat kelainan pada kepala bayinya, berupa tidak utuhnya tulang tengkoraknya.

Sebenarnya kelainan pada struktur tulang tengkorak (cranium) bayi sudah dapat dilihat melalui USG pada umur 10 minggu. Jadi alangkah terlambatnya bila pasien baru mau USG kalau sudah hamil 7 bulan.

Wanita yang memiliki risiko untuk mengalami kelainan ini :

1. wanita yang belum dapat anak pada usia akhir 30 atau awal 40 tahun.

2. Wanita dengan kondisi emosi yang tidak stabil, terutama yang berhubungan dengan kehamilan.

3. Wanita dengan riwayat abortus ataupun kematian janin sebelumnya.

Untuk membedakan antara pseudocyesis atau tidak, sangat disarankan untuk segera kontrol ke dokter kandungan kapanpun mulai merasakan adanya kehamilan, bahkan lebih baik lagi jika konsultasi sejak merencanakan kehamilan. Karena dokter kandungan akan memberi tahu cara yang baik dan benar untuk menyambut kehamilan. Di Indonesia bahkan di kota-kota besar, seringkali yang dilakukan pertama kali perempuan saat tau dirinya hamil adalah dating ke bidan, bukan ke dokter kandungan, padahal itu salah. Yang seharusnya di datangi untuk konsultasi adalah dokter spesialis kandungan.

Hal yang harus dilakukan untuk wanita yang sudah mengalami pseudocyesis adalah lakukan komunikasi yang baik antara si wanita dengan suami dan orang-orang disekitarnya juga yang sudah menganggap bahwa si ibu hamil. Setelah itu konsultasilah ke dokter untuk cari tahu penyakit lain yang mendasari hal ini, seperti infeksi saluran kencing atau gangguan hormonal, baru setelah itu cari cara untuk  mengatasi Tetapi bukan berarti setiap orang mengalami hal ini.

 

Artikel oleh Allen Glory

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Security Code * Time limit is exhausted. Please reload the CAPTCHA.