Apel, memiliki nama latin Mulus domestica ini sudah berabad – abad lamanya dikenal masyarakat. Buahnya yang manis, harum dan dipercantik dengan tampilan kulitnya yang berwarna merah cerah, hijau dan ada juga yang berwarna kekuningan. Manfaatnya tidak perlu diragukan lagi. Kandungan boron dalam apel dapat membantu wanita mempertahankan kadar estrogen pada saat menopouse (menurut hasil penelitian US Apple Assosiation tahun 1992).
Kandungan zat gizi dalam sajian 100 gr buah apel antara lain 58 kkal energi, 4 gr lemak, 3 gr protein, 14,9 gr karbohidrat, 900 IU vitamin A, 7 mg Thiamin (vitamin B1), 2 mg niacin, 5 mg vitamin C, 6 mg kalsium, 3 mg zat besi, 10 mg fosfor dan 130 mg potassium.
Menurut Institut Kanker Nasional Amerika Serikat, apel mengandung flavonoid paling banyak jika dibandingkan dengan buah – buahan yang lain. Zat ini mampu menurunkan resiko terkena penyakit kanker paru – paru sampai dengan 50%. Belum lagi kandungan fitokimia dalam buah apel yang berfungsi sebagai antioksidan yang melawan kolesterol jahat (LDL = Low density Lipoprotein), yang potensial menyumbat pembuluh darah. Antioksidan dapat mencegah kerusakan sel-sel atau jaringan pembuluh darah. Pada saat yang bersamaan, antioksidan akan meningkatkan kolesterol baik (HDL = High Density Lipoprotein) yang bermanfaat untuk mencegah penyakit jantung dan pembuluh darah.
Kemampuan apel sebagai pencegah penyakit juga berasal dari kandungan karoten dan pektinnya. Karoten memiliki aktifitas sebagai vitamin A dan juga antioksidan yang berguna untuk menangkal serangan radikal bebas penyebab berbagai penyakit degeneratif seperti kanker dan diabetes. Pektin juga dikenal sebagai antikolesterol karena dapat mengikat asam empedu yang merupakan hasil akhir metabolisme kolesterol. Makin banyak asam empedu yang berikatan dengan pektin dan terbuang ke luar tubuh maka makin banyak kolesterol yang akan termetabolisme.
Namun, tidak hanya daging buahnya saja yang bermanfaat. Kulit apel memiliki kasiat yang tidak kalah penting dibanding buahnya.
Menurut penelitian dari Cornell University Amerika Serikat membuktikan bahwa hanya apel satu – satunya buah yang mengandung quercetin. Quercetin terdapat pada bagian kulit apel. Zat ini memiliki aktifitas antioksidan dan bioaktifitas lebih tinggi bila dibandingkan pada daging buah apel. Vitamin C yang terdapat pada daging buah apel hanya mempunyai aktifitas antioksidan 1, sementara quecertin pada kulit apel mempunyai aktifitas antioksidan 4,7 kali. Berdasarkan hasil analisa dari kulit apel jenis red delicious, para ahli menyimpulkan bahwa troterpenoid yaitu sejenis molekul lemak larut yang secara alamiah terdapat dalam kulit apel, memiliki fungsi sebagai antikanker. Diantara manfaatnya dapat menghambat pertumbuhan kanker usus sebesar 43 persen, kanker hati dan kanker paru – paru.
Ada istilah “One apple a day keeps the doctor away”, istilah tersebut sangat baik dipraktekkan. Sebuah penelitian baru di Polandia (dalam European Journal of Cancer Prevention) mengungkapkan bahwa makan apel setiap hari secara teratur dapat mengurangi resiko berkembangnya kanker kolorektal (kanker rektum / saluran pecernaan).
Sebagian orang memilih mengupas kulit apel karena adanya lapisan lilin yang melekat pada kulit apel. Lapisan lilin bertujuan untuk menghambat laju proses pembusukan. Untuk menghilangkan lapisan lilin yang bisanya melekat pada kulit apel dapat dilakukan dengan mencelupkan apel ke dalam air hangat agar lapisan lilinnya mencair, kemudian digosok hingga bersih dan keringkan.
Selektif dalam memilih apel pun sangat penting, karena saat ini banyak buah dan sayuran yang terpapar pestisida. Jadi, pilihlah apel dengan tepat, cuci dengan bersih sebelum dikonsumsi, sehingga Anda tidak perlu khawatir untuk memakan kulitnya yang sangat bermanfaat. [e_SdS]