Tiga bayi di Provinsi Gorontalo dinyatakan positif terinveksi Human Immunnodeficiency Virus (HIV) karena lahir dari orang tua termasuk Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA). Hal tersebut dikatakan Rudi Hunta, Asisten Koordinator Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Provinsi Gorontalo.
“Bayi itu lahir dari ibu ODHA, sedangkan si ibu tertular ODHA dari suaminya yang ODHA akibat suka sex bebas,” jelasnya, seraya menyimpan identitas ODHA itu.
Meski demikian, tidak semua bayi yang lahir dari orangtua ODHA otomatis terinfeksi HIV/AIDS, ada dua kasus kelahiran bayi yang negatif HIV/AIDS meski kedua orangtuanya ODHA. “Dulu ada pria dan wanita ODHA yang menikah, dan alhamdulillah anaknya tidak tertular penyakitnya,” katanya.
Dijelaskan, jika ada ODHA yang menikah atau hamil, maka dia harus secara intensif dipantau oleh tim dokter untuk menjaga kesehatannya dan kondisi janin hingga masa melahirkan tiba.
“Jika sudah waktunya melahirkan, maka harus dilakukan operasi cessar agar kemungkinan bayi tertular HIV/AIDS bisa diminimalkan, karena jika ibu melahirkan dengan normal sangat mungkin si bayi terkena darah ibunya yang sudah terinfeksi HIV/AIDS,” jelasnya.
Demikian juga saat sudah lahir ibu tidak diperbolehkan memberikan ASI kepada bayi untuk antisipasi tertular HIV/AIDS. “Jika sejak awal sudah diketahui si orangtua terinfeksi HIV, maka kita bisa lebih mudah mengantisipasi agar bayinya tidak tertular,” katanya.
Ketidaktauhan itulah yang dianggapnya sebagai sebab terjadinya kasus infeksi HIV/AIDS terhadap bayi yang lahir dari Ortu ODHA.
sumber: Republika