Jangan habiskan hidup Anda hanya untuk menyenangkan orang lain atau sekedar mengejar status. Dan jangan hidup berdasarkan patokan bahagia orang. Hidup Anda adalah milik Anda.
Pertanyaan seputar pernikahan merupakan salah satu contohnya. Reuni SMA yang digelar bulan depan, bisa membuat kita ketar-ketir bahkan memutuskan tidak hadir. Alasannya? Malas bertemu teman-teman lama dengan berjuta pertanyaan mereka. “Anak berapa? Belum menikah? Kapan menikah? Pacar ada, kan? Tunggu apa lagi, sih?” Terjadi juga padamu? Baca terus!
Reaksi yang muncul di otakmu pasti: Kenapa sih, orang-orang itu usil banget? Memang salah kalau belum menikah? Pertanyaan yang usil tersebut bahkan juga muncul bagi yang sudah menikah, tapi belum punya anak, atau anak baru satu. Never ending story. Tekanan sosial bahwa perempuan harus menikah; setelah menikah punya beberapa anak, dan seterusnya; seringkali membuat kita gerah bahkan menetapkan suatu keputusan berdasarkan ‘kepentingan’ orang lain. Itu baru satu contoh. Masih banyak lagi contoh tekanan sosial yang bisa bikin kita minder bahkan memutuskan bahwa kita tidak bahagia.
Kita jadi seperti lupa dan malah jadi merasa bersalah, bahwa hal-hal tersebut sebenarnya bukan ‘urusan’ orang lain. Keputusan penting yang berhubungan dengan hidup kita, haruslah dibuat atau ditentukan berdasarkan apa yang terbaik untuk diri kita sendiri. Berdasarkan apakah hal tersebut bisa membuat kita lebih bahagia. Boleh saja berniat untuk membahagiakan orangtua, misalnya. Tapi lagi-lagi jangan lupa, kalau hidup ini kita yang menjalani. Bukan orang lain bahkan orangtua kita sendiri. Mereka punya hidup mereka sendiri. You can say, this is my life. My life my decision. Dan sampaikan dengan cara yang diplomatis serta dewasa, misalnya dengan: Belum dikasih Tuhan.
Berikut beberapa cara yang bisa Anda coba untuk melepaskan diri dari tekanan social dari Sharing Di Sini berbagi :
– Bebaskan diri dari opini
Jika merasa ketergantungan pada pendapat orang lain untuk meyakinkan nilai diri Anda, ibaratnya Anda bagaikan daun yang ditiup angin, pasrah terbang kemana angin membawa. Kalau punya rasa percaya pada nilai diri Anda, Anda pasti bisa yakin pada pendapat Anda sendiri dan bukan pendapat orang banyak. Sebagai manusia kita pasti ingin sukses serta diakui orang, dan kita harus berusaha untuk mendapatkannya. Tapi jangan hidup untuk orang lain. Jangan dasarkan pilihan hidup Anda, karir atau kapan waktu senang-senang pada pendapat orang lain. If you want to be great, then do something great. Dan jangan lakukan sesuatu dalam hidup Anda untuk mendapatkan respek orang lain, tapi karena Anda ingin hidup Anda berarti dan live up to your potential , regardless of the attention it will draw.
– Teliti tujuanmu
Pastikan pilihan Anda berdasarkan apa yang terbaik untuk Anda, jangan berdasarkan keinginan orang lain. Selalu tanyakan pada diri Anda: “Apa tujuan saya?” Contohnya, kalau berencana untuk liburan keluar negeri, apakah karena memang ingin jalan-jalan melihat dunia? Atau karena berharap orang lain akan kagum mendengar cerita perjalanan Anda?
Buat daftar apa yang bisa membuat orang kagum : kekayaan, kekuatan, keahlian, pendidikan, kepintaran, karir, kesehatan, keluarga, keturunan. Apakah ada hal penting lainnya yang harus masuk di daftar tersebut? Kemudian, coba buat daftar yang Anda lakukan untuk membuat orang lain terkesan. Kenapa hal tersebut bisa membuat Anda merasa penting? Tanyakan pada diri Anda kenapa Anda merasa harus membuat orang terkesan. Apa yang sebenarnya Anda harapkan tercapai?
– Stop cari pengakuan
Jangan terjebak pada obsesi untuk diakui oleh lingkungan sekitar. Mencari persetujuan orang lain terus-menerus hanya akan merugikan diri Anda, karena membuat Anda semakin jauh dari kesempatan untuk menjalani hidup Anda seutuhnya. Kalau Anda selalu merasa perlu diakui oleh orang lain, sepertinya sudah waktunya untuk memeriksakan rasa percaya diri Anda. Karena saat Anda bersikap atau berbuat sesuatu hanya berdasarkan untuk mengesankan orang lain, Anda hanya akan mendapatkan kekosongan dalam diri Anda. Tanyakan pada diri Anda : Kalau diberi kesempatan, apakah saya memilih untuk menjadi terkenal dan kesepian, atau bahagia tapi tidak terkenal?
– Hargai potensi diri
Kalau orang bilang Anda sukses, Anda menjadi yakin bahwa Anda sukses. Kalau orang menentukan seperti apa patokan bahagia, Anda jadi yakin kalau bahagia adalah menurut patokan tersebut. Mengejar pengakuan adalah tanda kalau Anda tidak benar-benar menghargai diri Anda. Seperti berikut ini, “Saya mungkin tidak terlalu berharga, tapi kalau saya bisa membuat orang berpikir kalau saya berharga, maka saya pasti ada harganya.” Tapi hal tersebut salah besar. Seperti mengejar emas palsu , kuning dan bersinar, tapi tidak berharga. Jauh di lubuk hati Anda, pasti merasa seperti seorang yang palsu. Dan tidak akan merasa pernah cukup. Hargai apa yang Anda raih dengan usaha Anda sendiri. Percaya bahwa apa yang Anda kerjakan, besar atau kecil merupakan pencapaian yang membanggakan, merupakan sebuah prestasi dan bukti dari potensi diri Anda.
– Stay true to yourself
Merupakan sifat alami manusia untuk diakui atas pencapaiannya. Apapun yang kita banggakan, kita ingin orang lain tahu hal tersebut. Saat sedang ngobrol, coba lihat berapa lama seseorang (dan dirimu) mulai menyelipkan pencapaian pribadi di sela-sela obrolan. Dari hal yang sepele seperti sanggup menahan lapar demi mencapai berat badan ideal sampai punya anak berapa. Kenapa kita ingin sekali ‘dianggap’ orang? Karena manusia lapar akan arti hidup. Tapi kadang kita tidak mencapai taraf yang seharusnya sudah kita capai dalam jangka waktu tertentu. Sehingga ada rasa ingin untuk mendapatkan kompensasi dengan pengakuan dari orang lain. Jangan lakukan sesuatu hanya untuk mendapatkan pengakuan. Bersikap lah jujur pada diri sendiri, dengan begitu Anda akan bisa menerima diri Anda apa adanya.
Setiap orang punya kelebihan masing-masing. Tidak masalah belum menikah, bisa saja patokan bahagia Anda berbeda dengan orang lain. Anda bahagia dengan pencapaian karir serta bisa liburan keluar negeri setiap tahun. Si A bisa saja bahagia dengan status menikah, menjadi ibu rumah tangga dan punya tiga anak. Jangan merasa kalah atau tertekan karena berbeda. Belum tentu jika Anda ada di tempat yang sama seperti si A, Anda akan merasakan kebahagiaan yang sama. Begitu pun sebaliknya.
Dengan mengubah pola pikir tersebut, Anda tidak akan merasa tertekan jika terjebak dengan keadaan yang memojokkan seperti reuni sekolah atau arisan keluarga. Tidak ada lagi namanya menghindari arisan atau reuni karena malas mendengar pertanyaan ini-itu. Jangan berharap untuk mendapatkan penghargaan dari orang lain, tapi coba temukan dalam diri Anda sendiri. Cari cara yang menurut Anda berarti dalam hidup Anda, dan gunakan hal tersebut untuk membakar semangat Anda mencapai keberhasilan. Orang yang puas dengan pencapaian diri sendiri tidak perlu pengakuan orang banyak untuk meyakinkan pentingnya diri mereka. Dan dijamin Anda bisa bahagia dengan apa yang kamu miliki saat ini, dan siapa tahu malah bisa berbagi kebahagiaan dengan orang lain. Sometimes happiness is really that simple.