Pada suatu hari ada seorang gadis buta yang sangat membenci dirinya sendiri karena kebutaannya itu. Tidak hanya terhadap dirinya sendiri, tetapi dia juga membenci semua orang.
Gadis itu mempunyai seorang kekasih yang selalu ada disampingnya untuk menemani dan menghiburnya. Sang kekasih berkata akan menikahi gadis itu kalau si gadis sudah bisa melihat dunia.
Suatu hari, ada seseorang yang mendonorkan sepasang mata kepada gadis itu, yang akhirnya dia bisa melihat semua hal, termasuk sang kekasih.
Kekasihnya bertanya kepada si gadis, ”Sayaaaang, sekarang kamu sudah bisa melihat dunia. Apakah engkau mau menikah denganku?” Gadis itu terguncang saat melihat bahwa kekasihnya itu juga ternyata buta. Dan gadis itu menolak untuk menikahi si pria itu yang selama ini sudah sangat setia mendampingi hidupnya selama si gadis itu buta matanya.
Dan akhirnya si pria kekasihnya itu pergi dengan meneteskan air mata, dan kemudian menuliskan sepucuk surat singkat kepada gadis itu, “Sayangku, tolong engkau jaga baik-baik kedua mata yang telah aku berikan kepadamu.”
Gadis itu menangis dan menyadari kebodohannya, betapa besar pengorbanan kekasihnya selama ini tapi kekasihnya telah pergi dengan membawa luka di hati.
Kisah di atas memperlihatkan bagaimana pikiran manusia berubah saat status dalam hidupnya berubah. Hanya sedikit orang yang ingat bagaimana keadaan hidup masa lalu dan lebih sedikit lagi yang ingat terhadap siapa harus berterima kasih karena telah menyertai dan menopang bahkan di saat yang paling menyakitkan.