Berpuasa yang menjadi kewajiban selama Ramadhan bukan sekadar menahan haus dan lapar demi menjalankan perintah Allah SWT. Melalui puasa, kita diminta adil terhadap tubuh, khususnya perut yang telah 11 bulan bekerja untuk beristirahat selama satu bulan. Itu sebabnya, puasa menyehatkan tubuh.
Selain manfaat kesehatan bagi tubuh, puasa juga mengajarkan kita untuk selalu menahan diri dari segala macam hawa nafsu serta mengajarkan arti rendah hati yang sesungguhnya. Melalui puasa kita bisa merasakan betapa laparnya perut si fakir miskin yang belum tentu bisa makan setiap harinya. Deangan begitu besarnya manfaat puasa bagi tubuh dan jiwa, tak ada salahnya jika orangtua sedini mungkin mengajarkan puasa pada anak-anak, bahkan balita sekalipun.
Tentu saja, mereka tidak harus langsung berpuasa penuh mulai dari Imsak hingga azan Magrib, melainkan mulai dari setengah hari hingga azan Zuhur lalu berlanjut hingga azan Azhar. Jika dirasa mampu, tak ada salahnya jika anak melanjutkan puasanya hingga azan Magrib. Mengajarkan anak berpuasa memang gampang-gampang susah. Kadang terbersit juga rasa iba jika melihat anak lemas lantaran kehausan dan kelaparan.
Berikut saya sharing tips sederhana berdasar pengalaman pribadi saya, mungkin dapat bermanfaat untuk acuan anda dalam melatih anak berpuasa.
1. Hal pertama yang bisa Anda lakukan adalah jelaskan padanya soal konsep Ramadan. Dengan memberikan penjelasan tersebut, mereka bisa merasakan semangat Ramadan. Anak-anak biasanya belajar dan memahami semangat Ramadan ini dari orangtua mereka, kakek dan nenek, kakak atau anggota keluarga lainnya yang lebih tua. Saat anak sudah menyadari pentingnya puasa, dia secara otomatis akan belajar menghargai dan siap menjalaninya.
2. Sangat penting untuk Anda dan anggota keluarga lainnya tidak menunjukkan rasa lapar dan haus saat berpuasa di depan anak-anak. Tunjukkan pada anak kalau puasa itu harus dijalani dengan kesabaran dan tidak banyak mengeluh. Untuk anak-anak yang baru menjalani puasa untuk pertamakalinya, Anda bisa mengajarinya untuk berpuasa hingga pukul 10.00 atau 12.00. Biasanya secara perlahan, anak akan bisa berpuasa hingga waktu yang lebih lama. Latihan menahan lapar juga bisa dilakukan psejak anak usia balita. Pada dasarnya, anak hanya dilatih untuk menahan tidak makan dan minum selama tenggang waktu tertentu. Misalnya saja mulai dari Imsak hingga Zhuhur atau Azhar. Masalah lamanya berpuasa bisa disesuaikan dengan kemampuan masing-masing anak.
3. Usahakan Anda tidak lupa untuk selalu memberinya semangat agar terus berpuasa. Misalnya saja dengan mengatakan, “Kamu pasti bisa, tinggal tiga jam lagi.” Mengajak anak menyiapkan makanan untuknya berbuka puasa juga bisa jadi salah satu untuk menyemangatinya.
4. Meskipun bukan cara terbaik, tak ada salahnya memberikan anak hadiah untuk memacu semangat anak agar mau berpuasa sampai Magrib., sebagai bentuk apresiasi atas prestasinya itu. Agar lebih termotivasi, Anda bisa menjanjikan memberikan hadiah tersebut saat Lebaran tiba. Namun demikian, tetap berikan pengertian pada anak bahwa kewajiban berpuasa Ramadhan sebaiknya dilakukan secara ikhlas tanpa embel-embel hadiah.
5. Anda harus memastikan anak, makan yang cukup saat sahur. Dan pastikan untuk selalu makan sahur meskipun terkadang sangat susah membangunkan mereka. Jadikan pula sahur sebagai acara yang menyenangkan supaya mereka dengan senang hati menyambut sahur, misalnya dengan makansmabil menonton acara tivi, menyiapkan camilan kesukaannya. Jangan lupa memberikan vitamin dan madu saat sahur pada anak-anak.
6. Buatkan anak menu kesukaannya untuk makanan sahur dan buka puasa. Tanyakan padanya apa yang dia ingin makan saat sahur dan buka. Tujuannya tentu saja agar anak merasakan semangat puasa. Biasanya, anak-anak akan gembira menyambut acara berbuka puasa yang dipenuhi menu-menu favorit mereka.
7. Jauhkan makanan-makanan yang bisa menggodanya, seperti cokelat atau es krim. Sembunyikan dulu makanan tersebut darinya. Usahakan juga agar anak tetap ‘sibuk’ selama puasa agar dia tidak terlalu ingat akan rasa lapar dan hausnya. Misalnya saja Anda bisa mengajak anak untuk membaca buku bersama, bermain game atau menonton film favoritnya. Namun jangan juga mendorong anak melakukan permainan yang bisa membuatnya haus. Misalnya berlari-larian atau bermain di bawah terik matahari. Untuk anak-anak yang masih pemula, aktivitas tersebut bisa membuat mereka batal puasa.
8. Jika anak ternyata berbohong atau tidak kuat berpuasa sesuai kesepakatan yang sudah dibuat, jangan langsung memarahinya. Pahami alasannya dan terus beri dukungan untuk tetap semangat berpuasa di hari berikutnya dan menjelaskan betapa bermanfaatnya beribadahpuasa. Anak akan berbohong karena dia tidak mau mengecewakan orangtuanya.
9. Saat mengajarkan anak berpuasa, orangtua sebaiknya selalu memonitor kondisi kesehatan anak. Jika mereka sedang kurang enak badan, jangan terlalu memaksakan, toh puasa bagi anak-anak masih belum wajib hukumnya.
10. Strategi lainnya agar anak semangat berpuasa adalah dengan membuat kompetisi sehat antar anak. Cara ini efektif jika anak memang memiliki teman sepermainan (teman di rumah atau sepupu yang sepantaran) yang juga berpuasa dan tarawih. ‘Kompetisi’ ini bisa memotivasinya kalau mereka punya energi dan kekuatan yang sama dengan teman-teman mereka.
Semoga beberapa tips di atas dapat membantu orangtua dalam mengajarkan anak berpuasa.
Selamat menunaikan ibadah puasa.
Artikel ini dikirim oleh: Ibu Eka Yudha