Bagi orangtua yang mempunyai anak batita, balita maupun sudah beranjak SD pasti kita tidak terlepas untuk mengikuti perkembangan anak dan kesehatan anak. Biasanya yang mengetahui informasi seputar kesehatan anak serta perkembangannya adalah dokter anak. Doker anak sudah pasti menyukai anak-anak. Itulah sebabnya mereka bersedia untuk berbagi dengan sabar mengenai informasi yang orang tua butuhkan untuk anak-anaknya. Terkadang jika kita akan mengajak anak berkunjung ke dokter, entah sekedar untuk imunisasi, berkonsultasi mengenai perkembangan anak maupun berobat karena sakit, tidak jarang kita menemui beberapa kendala, semisal harus berkutat dengan anak yang rewel dan takut dengan dokter. Jadi orang tua ujung-ujungnya kerepotan dan apa yang akan disampaiakan ke dokter jadi lupa. Disini, sobat Sharing di Sini akan berbagi tips kunjungan ke dokter anak sesuai umur anak.
- 0 – 12 Bulan
Selalu bawa serta daftar pertanyaan. Sebab pertanyaan yang terlalu banyak tertera sulit diingat di luar kepala. Survei membuktikan bahwa banyak orang tua yang meninggalkan ruang periksa dengan pertanyaan – pertanyaan yang belum terjawab. Jangan lupa untuk menyimpang catatan imunisasi bayi anda seandainya anda pindah rumah atau berganti dokter.
- 1 Tahun
Normaal jika batita menjerit-jerit selama periksa dokter saat masih berusaia 12 bulan, 15 bulan dan 18 bulan. Tapi, jangan batalkan kunjungan hari itu. Katakan kepada dokter untuk menggunakan sinyal-sinyal yang tak akan diperhatikan anak. Misalnya, member isyarat, memindahkan benda dari tangan ke tangan, atau berinteraksi dengan yang lain. Seandainya anda tak bisa mendengar yang dikatakan dokter karena anak menjerit keras, coba minta suster untuk bermain dengan si kecil di ruangan lain selama beberapa menit.
- 2 – 3 Tahun
Sekarang, anak sudah mengerti di usia ini mengenai apa yang akan terjadi di ruangan dokter. Sebagian anak menolak untuk masuk ke dalam mobil jika melihat barang-barang yang biasa anda bawa saat akan pergi ke dokter. Dalam hal ini, sebaiknya anda menunggu sampai saat yang tepat untuk menjelaskan yag sebenarnya. Kalau perlu, bawa serta benda kesayangan si kecil untuk menenangkannya. Atau anda bisa meberi pengertian ke anak dengan bercerita semisal, “waktu ibu kecil dahulu juga pernah diajak nenek ke dokter agar sakitnya sembuh, jadi adik jangan takut dengan om dokter, tidak usah takut kalau diperiksa om dokter karena om dokter mau membantu adik biar cepet sembuh dan bisa bermain lagi”. Kira – kira seperti itu bentuk bujukan buat si kecil.
- 4 – 5 Tahun
Di usia ini anak sudah mengetahui mengenai garis besar profesi dokter. Jadi anda bisa mencoba membawa mainan berupa peralatan dokter. Sehinggam anak dan dokter bisa saling memeriksa. Hal ini bisa membantu anak untuk lebih rileks dan berinteraksi dengan dokter, yang mungkin bersedia membantu si kecil dalam mengembangkan kemampuan berbahasa dan kemampuan mengingat.
- 6 – 8 Tahun
Umumnya di usia ini anak sudah tidak dijadwalkan untuk mendapat imunisasi. Jadi, pada periode ini, anak tak perlu lagi pulang dari kunjungan sambil merasa sakit. Alih-alih anda yang bicara, mengapa tidak meminta anak yang langsung bertukar kata dengan dokter?
- 9 – 12 Tahun
Cobalah untuk mulai meninggalkan anak sendirian, setidaknya selama beberapa saat. Anak-anak praremaja memilki banyak pertanyaan di kepala. Dan mungkin mereka tak ingin bicara di hadapan orang tua. Termasuk mengenai hal-hal sepele seperti merawat kulit, kuku dsb.
Sumber : Parenthood Magazine, edit by NE