Ketentuan Susu Baik
Jika masih berada di dalam kelenjar susu, susu dinyatakan steril. Namun, ketika terkena udara, susu tidak dapat dijamin kesterialannya. Kebutuhan susu yang baik meliputi banyak faktor, seperti bau, warna, rasa, berat jenis, viskositas, titik beku, titik didih, dan tingkat keasaman.
Warna susu tergantung pada beberapa faktor seperti jenis ternak dan makanannya. Warna susu yang normal, berkisar dari putih kebiruan sampai kuning keemasan. Warna putih adalah hasil dari dispersi cahaya tetesan lemak, protein, dan mineral dalam susu. Karoten dan beta lemak yang larut menciptakan kuning, sedangkan jika kandungan lemak dalam susu diambil, warna biru akan muncul.
Rasa Susu adalah sedikit manis dan asin (gurih) yang disebabkan oleh laktosa, kadar gula, dan garam mineral dalam susu. Rasa susu sendiri mudah berubah bila terkena benda-benda tertentu, seperti makanan penghasil sapi perah, sapi enzim yang bekerja dalam tubuh, bahkan wadah tempat menampung susu yang dihasilkan nantinya. Bau susu umumnya lezat, tetapi juga sangat mudah untuk berubah bila terkena faktor tersebut.
Berat jenis susu adalah 1,028 kg /L. Penetapan berat jenis susu harus dilakukan 3 jam setelah susu diperah, karena berat jenis ini dapat diubah, dipengaruhi oleh perubahan kondisi atau karena gas serta lemak dalam susu. Viskositas susu biasanya berkisar antara 1,5 sampai 2 cP, yang dipengaruhi oleh padatan susu, lemak, dan temperatur susu. Titik beku susu di Indonesia adalah -0,520 ° C, sedangkan titik didih adalah 100.16 ° C. Titik didih dan titik beku ini akan mengalami perubahan jika dilakukan pemalsuan susu dengan penambahan air yang terlalu banyak karena titik didih dan titik beku air yang berbeda. Susu segar memiliki sifat amfoter, artinya dapat berada di sifat asam dan sifat basa. Susu segar alami berkisar 6,5 – 6,7 pH. Ketika pH susu lebih rendah dari 6,5 berarti terdapat kolostrum atau aktivitas bakteri.
Jenis Susu
Berdasarkan kandungan lemak yang terkandung di dalamnya, produk susu dapat dibedakan menjadi beberapa jenis: susu murni, susu kurang lemak, susu rendah lemak, dan susu bebas lemak (Susu tanpa lemak) atau susu skim (skim milk).
Susu harus mengandung setidaknya 3,25% dari 8,25% lemak susu dan padatan susu tidak gemuk (protein, karbohidrat, vitamin yang larut air, dan mineral). Penambahan vitamin A dan D dalam susu bersifat bebas. Susu kurang lemak, banyak orang memilih karena ingin mengurangi konsumsi lemak di dalam susu. Seperti namanya, kadar lemak dalam susu telah dikurangi menjadi 2% saja. Bagi konsumen yang menginginkan konsumsi lemak lebih sedikit, susu rendah lemak diciptakan. Kandungan lemak dalam susu telah dikurangi menjadi 1% saja. Sedangkan untuk susu skim, kadar lemak dikurangi menjadi hampir tidak ada sama sekali (0,1%). Karena vitamin A dan D larut dalam lemak, memungkinkan jumlah vitaminA dan D pun ikut ilang pada saat proses penghilangan lemak. Sehingga untuk jenis susu kurang lemak, susu rendah lemak, susu skim ditambahkan kedua vitamin tersebut.
Susu murni dipanaskan selama beberapa waktu akan berubah menjadi susu evaporated. Susu dibentuk dengan memanaskan susu dengan pompa vakum untuk menghilangkan kadar air sekitar 60%. Selain penghilangan air, dalam pembuatan susu evaporated juga penambahan vitamin D dan standardisasi nutrisi. Selain itu, susu ini akan dipanaskan pada suhu 115,5-118,5 ° C selama 15 menit untuk sterilisasi. Hasilnya, susu evaporated akan terstruktur lebih pekat daripada jenis susu lainnya, dan mengandung sekitar 25% padatan susu bukan lemak.
healthy magazine
[e_SdS]