Cara Membedakan Bakso Sapi dengan Bakso Sapi Oplosan (Babi)

bakso sapi / bakso oplosan babi?
bakso sapi / bakso oplosan babi?
bakso sapi / bakso oplosan babi?

[Sharing di SIni] — Karena mahalnya harga daging sapi di pasaran (Indonesia), pedagang dan konsumen bakso otomatis mendapat imbas akan melonjaknya harga bakso. Nah, para pedagang/produsen bakso yang nakal memanfaatkan kondisi ini untuk mengakali dengan mengoplos/mencampur daging sapi dengan daging babi (terutama celeng/babi hutan). Mereka mengakali agar biaya produksi lebih rendah dan memperoleh keuntungan dengan cara menipu para konusmen. Dinas Peternakan dan Perikanan Jakarta Selatan mengaku kesulitan membedakan bakso campuran daging babi dengan bakso sapi asli. Karena daging tersebut sudah menjadi bakso dan harus diuji melewati proses laboratorium. Dilansir dari situs okezone, Chef John Chu, seorang Executive Chef Pearl Restaurant Hotel JW Marriott, sebenarnya bisa dibedakan ciri antara bakso daging sapi dan bakso daging campuran babi, walau sepintar-pintarnya produsen nakal itu mengakalinya.  Nah, Berikut  Sharing di Sini Cara membedakan bakso sapi dan bakso sapi oplosan.

1. Cermati warnanya

Bakso daging babi memiliki warna yang lebih terang, tepatnya keabuan, karena tergolong white meat. Sementara, bakso daging sapi cenderung berwarna daging lebih pekat karena termasuk red meat. Pedagang bakso nakal ini biasanya memakai daging babi hutan karena harganya jauh lebih murah ketimbang daging babi ternak. Warna daging babi hutan sebenarnya juga menyerupai warna daging sapi. Namun, Anda dapat membedakan dengan jeli ciri yang lainnya.

2. Cermati aromanya  

Agar tidak salah memilih, seelum membeli/mengonsumsi sebaiknya cium dahulu bakso yang akan disantap, apalagi bila belum terdapat sertifikasi halal. Menurut Chef John, campuran daging babi dan daging sapi akan bisa dicium bau khasnya, sekuat apapun rempah-rempah yang digunakan. Setelah bakso daging babi direbus di dalam panci/pengukus, biasaya aroma khas daging babi akan tercium. Pada umumnya, daging babi beraroma lebih amis dibandingkan dengan daging sapi. Untuk itu, Anda patut waspada jika aroma bakso tidak layaknya aroma bakso daging sapi seperti biasanya.

3. Cermati teksturnya

Daging babi celeng memiliki tekstur lebih kasar. Jika dijadikan bakso, maka akan mudah pecah bila ditusuk sendok. Jika Anda memakan bakso yang sudah terlihat seperti itu, maka lebih baik berhenti memakannya. Bisa saja bakso tersebut memang dicampuri dengan daging babi.  Daging babi memiliki kadar lemak yang tinggi, meskipun lemaknya dipisahkan. Sehingga bakso yang sudah matang ketika dipegang akan sangat berminyak walaupun dicampur dengan daging sapi dengan komposisi lebih sedikit, jelas Chef John Chu.

4. Cermati rasanya  

Jika bakso tersebut sudah tercampur degan daging babi, maka rasanya pun sedikit berbeda. Saat dikonsumsi akan terasa lebih gurih, namun rasa dan aroma di lidah tidak seperti rasa daging sapi murni.

5. Perhatikan harganya

Bakso oplosan yang dijual pasaran itu bisa saja mengandung babi karena dijual murah. Bakso oplosan biasanya dijual seharga Rp. 300 hingga Rp. 1.500 per butir, sesuai ukuran. Sedangkan, bakso sapi ukuran terkecil biasanya dijual dengan harga Rp. 1000 per butir. Namun juga para pedangang yang nakal mengakali dengan menyamakan harga bakso sapi murni dengan oplosan dengan sama mahalnya. Nah, untuk lebih amannya, sebaiknya membeli bakso yang sudah dikemas dan terdapat lebel/sertifikat halal dari MUI dan BPOM.

Perlu Anda ketahui bahwa penjual yang mencampuri bakso dengan daging babi jelas perbuatan yang melanggar Perda Gubernur 8/1989 tentang pengawasan hewan ternak dan diancam dengan ancaman kurungan 3 bulan atau denda Rp. 5.000.000. Untuk itu, sebaiknya tidak mencari rejeki dengan cara yang tidak halal dan menipu para konsumen.

Nah, para pecinta bakso sapi, sebaiknya lebih berhati-hati saat jajan bakso ya. Semoga informasi di atas membantu. [e-SdS]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Security Code * Time limit is exhausted. Please reload the CAPTCHA.