Pertengkaran kecil atau adu argumen merupakan hal yang lazim dialami oleh pasangan suami isteri. Namun begitu, selalu ada alasan mengapa harus memperhatikan kondisi di sekitar kita, terutama jika Anda dan pasangan sudah dikaruniai anak. Alasan untuk menghindari pertengkaran bersama pasangan Anda, tidak lain adalah untuk menghindari paparan kekerasan terhadap si kecil (anak), membentuk pribadi dan menunjang psikologi anak agar tidak tempramen, mudah sedih (tidak ceria), serta secara keseluruhan untuk menjaga keharmonisan keluarga dan kelanggengan rumah tangga Anda dan pasangan.
Nah, Agar pasangan suami isteri tidak mudah terlibat pertengkaran hanya karena masalah kecil, berikut Sharing di Sini Beberapa Cara Menghindari Pertengkaran Suami Isteri.
Sebelum berdebat, pikirkan dampak bagi anak
Pertengkaran sekecil apapun di hadapan anak-anak akan berakibat buruk bagi perkembangan mental/psikologi anak. Banyak para orangtua yang tidak sadar bahwa mereka melakukan kesalahan besar dalam mendidik anak-anaknya, yaitu tidak peduli/tidak sadar bahwa saat mereka bertengkar (adu argumen) di hadapan anak-anak, mereka telah memaparkan kekerasan / kemarahan di hadapan anak-anaknya. Sehingga efek sangat buruk dapat diterima anak. Malah terkadang, anak pun menerima imbas amarah ayah/ibunya dengan memarahi/berbicara kepada anak dengan nada keras/marah, padahal yang sedang bermasalah adalah ayah ibunya. Si kecil tidak tahu permasalahan yang sebenarnya terjadi. Anak dapat dengan mudah merasakan apa yang sedang terjadi pada kedua orang tuanya, jadi sebelum anda dan pasangan terlibat pertengkaran/adu argumen, ada baiknya pikirkan dahulu pengaruh apa yang akan diterima oleh buah hati anda.
Mengalah demi kebaikan
Mengalah bukan berarti kalah atau Anda bersalah. Dengan terlebih dahulu minta maaf atau mengakui kesalahan, bahkan jika sebenarnya anda sama sekali tidak bersalah. Hal terebut dapat meredakan emosi pasangan. Biarkan pasangan anda tenang terlebih dahulu baru kemudian jelaskan dengan sebenar-benarnya tentang semua yang belum ia mengerti. Cari waktu dan tempat yang tepat agar komunikasi bisa dilakukan dengan tenang. Sekali lagi, sebisa mungkin usahakan tidak beradu argumen di depan anak-anak.
Tetapkan batasan yang jelas
Buat kesepakatan antara pasangan suami isteri, yang tujuannya adalah demi kebaikan, kebahagiaan bersama, dan keharmonisan keluarga. Berikan batasan untuk diri anda sendiri dan batasan untuk pasangan. Setelah menikah, anda berdua tentu telah mengetahui apa saja yang tidak disukai oleh pasangan, dan begitu juga sebaliknya. Masukkan semua hal yang dibenci pasangan ke dalam kelompok yang tidak boleh anda lakukan. Agar adil, Anda pun berhak mengutarakan dengan membicarakan secara baik-baik, hal-hal apa saja yang tidak Anda sukai pada sikap pasangan. Ingat, tujuannya adalah demi kebaikan dan kebahagiaan bersama keluarga.
Buang jauh ego masing-masing
Saat masih pacaran dulu, anda berdua mungkin masih sering bertengkar karena saling mempertahankan ego masing-masing. Sekarang setelah menikah, bukan saat yang tepat untuk tetap mempertahankan ego tersebut. Buang jauh-jauh kebiasaan buruk tersebut karena akan berdampak pada keharmonisan rumah tangga. Saling intropeksi diri. Prioritas utama saat ini adalah bagaimana caranya mempertahankan keutuhan mahligai perkawinan dan menghadirkan kerukunan di dalamnya, bukan mencari siapa yang benar dan siapa yang bersalah.
Pergi sejenak saat emosi datang
Cara terbaik untuk menghindari pertengkaran dalam rumah tangga adalah dengan tidak memberi kesempatan sedikitpun pada amarah. Meskipun pasangan anda benar-benar telah terbukti melakukan hal yang tidak anda sukai, bukan berarti anda bisa dengan begitu saja datang ke dia dan meluapkan semua kekesalan. Pergilah keluar dan tenangkan diri, setelah semuanya mereda, cari waktu dan tempat yang tepat. Anda bisa membicarakan apa yang anda rasakan pada pasangan.
Jangan libatkan orang lain
Saat pertengkaran sudah tidak terhindarkan, maka jangan gunakan orang lain sebagai mediator untuk anda berdua. Hal ini tidak dianjurkan karena apa yang anda pahami tidak akan bisa dipahami 100 % oleh orang lain. Selesaikan secara dewasa tanpa harus meminta bantuan orang lain. Apalagi yang bukan saudara/bukan keluarga, dan pada lawan jenis.
Tips di atas dapat anda terapkan bersama pasangan Anda agar terhindar dari pertengkaran dalam rumah tangga, maupun demi terciptanya suasana kondusif untuk Anda dan keluarga, terutama anak-anak. Punya pengalaman yang sama dan cara mengatasi kemarahan bersama pasangan? Yuk, Sharing di Sini yaa.. [e_SdS]