Soni dan Tini adalah kakak adik yang tinggal di sebuah dusun di Jogja. Mereka berdua tinggal bersama mbah kung dan mbah ti; sebutan untuk kakek dan nenek mereka. Bapak mereka pergi sejak beberapa tahun lalu, karena keblinger pada wanita lain. Pada saat itu mereka masih berusia 5 tahun dan 3 tahun. Saat ini si kakak sudah kelas 3 SD, sedang si adik sudah kelas 1 SD. Dan sekarang entah dimana keberadaan si Bapak. Si Ibu ditinggalkan begitu saja. Mereka berpisah. Saat ini, si Ibu bekerja di Jakarta, karena tuntutan kehidupan, sebagai seorang Ibu yang harus membiayai anak dan dirinya sendiri, karena ia sebelumnya hanya seorang ibu rumah tangga biasa.
Pada hari itu, di kelas Soni ada pelajaran menggambar. Bu Guru menerangkan kepada murid-murid untuk menginstruksikan menggambar apa saja yang ingin digambar. Setelah gambar selesai, boleh diceritakan di depan kelas kepada teman-teman yang lainnya.
Teman-teman Soni ada yang menggambar pemandangan gunung, lengkap dengan sawah, pematang sawah dan pepohonan. Ada yang menggambar rumah kecil, lengkap dengan pintu, jendela, pohon dan pagar rumahnya. Ada lagi yang menggambar aneka sayur dan buah-buahan segar, kapal di laut lengkap dengan ikan-ikannya. Lalu si Soni menggambar seorang laki-laki dewasa, wanita dewasa, anak laki-laki dan anak perempuan yang mereka sedang tersenyum bahagia bersama.
Setelah menunggu giliran untuk bercerita di depan kelas, lalu tiba saat giliran Soni maju ke depan kelas untuk menceritakan gambarnya. Bu guru memuji ”Oo.. bagus sekali gambar kamu, Soni… coba ceritakan kepada teman-teman kamu, apa cerita gambar yang ingin kamu sampaikan”.
Soni bercerita,” Ini gambarnya Bapak saya, Ibu saya, Saya, dan adik perempuan saya; Tini. Ini gambar waktu saya dan adik saya kecil, Bapak masih baik hati, sayang kepada kami mau menemani kami setiap harinya. Waktu itu, kami ingin foto keluarga, tapi di dusun deket rumah belum ada studio foto dan tukang foto keliling. Belum sempat foto bareng sekeluarga, bapak sudah pergi entah kemana, tidak ada kabarnya. Ibu ke Jakarta bekerja untuk saya dan adik agar kami bisa terus sekolah. Akhirnya sekarang saya menggambar potret keluarga saya. Semoga Bapak lekas pulang. Dan Ibu juga, karena saya dan adik sudah sangat rindu sekali,,,, ingin foto sekeluarga seperti yang saya lihat di rumah teman-teman yang lain, ada foto keluarganya.”
Singapore, XX February 2012