Hewan – hewan di peternakan mengadakan kontes Ekor Terbaik. Semua berhak memamerkan ekor – ekornya dengan gaya terbaik mereka. Mereka semua berdatangan dan berkumpul di lapangan rumput di sebuah peternakan. Suara riuh ramai, masing – masing hewan menambah semangat perlombaan. “Mhooooo..”, “mbeeeekkk….” “ptokkk.. ptokkkk…”kukuruyukkkk..” “kwekkk..kwekkk..” “hrrrrr…Kiiiiiikikikik” “qlukqlukqluk….”…
“Ekor saya berambut lembut dan panjang, karena si juragan rajin memandikan saya dan suka menyisir ekor saya” kata si Kuda.
“Ekor ku ramping mulus, ujungnya berbulu, bisa diputar-putar seperti kemoceng” kata Sapi, memperlihatkan miliknya sambil diputar-putar.
“Lihat saja berbulu-bulu halus mempesona saya” sambil berkokok si ayam jantan.
“Itu tidak ada apa-apanya, coba lihat ekor saya yang bermotif cantik dan mekar seperti kipas!” si ayam kalkun datang dengan memekarkan ekornya, sambil berputar – putar.
Memang, mereka semua memiliki ekor masing – masing dengan keunggulannya. Tiba-tiba datanglah si musang yang juga diternakkan oleh juragan untuk membantu memilih kopinya yang berkualitas super.
“Hey… aku juga mau ikutan kontes. Teman-teman, lihat ekorku ini, bagus kan panjang, hitam, berbulu penuh dan bisa berdiri tegak”.
Namun, begitu melihat ekor si musang berdiri tegak, semua teman-teman hewan langsung bubar dan berlarian meninggalkan lapangan rumput. Ternyata, mereka semua tidak tahan dengan bau menyengat yang keluar dari ekor si musang..
“Aduhhhh bau..bau.. bangettt.. bubarrr.. teman-teman bubarr..”Kata si Ayam Jantan.
Sebagaimana kerabat hewan Viverridae, musang memang mengeluarkan semacam bau dari kelenjar di dekat anusnya. Samar bau ini menyerupai harum daun pandan, namun dapat pula menjadi pekat dan memualkan. Bau ini ia gunakan untuk menandai kekuasaannya.