Lihat kanan kiri dan perhatikan perilaku orang-orang sekitar kita. Ada orang yang dengan lincah membelanjakan uangnya untuk barang-barang yang sebetulnya tak primer. Ada pula yang bersikap hemat dan lebih anyak menabungkan uangnya. Tak sedikit pula yang mengeluarkan uang sesuai kebutuhan saja.
Kecenderungan seseorang yang terkait dengan uang konon sudah dibiasakan oleh orangtuanya sejak kecil. Pakar keuangan Safir Senduk mengungkapkan, setidaknya ada lima langkah yang perlu diperhatikan untuk mengenalkan anak pada kegiatan keuangan.
Langkah pertama, orangtua bisa memberi pengertian pada anak bahwa tidak semua barang yang ada di sekitarnya dapat dibeli atau perlu dibeli. Ini untuk menghindarkan anak-anak pada perilaku boros. Orangtua dapat memberi contoh dengan membuat daftar pengeluaran perlu dan tidak perlu bagi anak-anak. Membeli maianan tetap boleh, tetapi terlampau sering atau terlalu mahal jelas tidak baik.
Langkah kedua, membiasakan anak-anak untuk menyimpan dan mengembangbiakkan” uangnya. Pelajaran ini berguna bagi anak agar kelak dapat sejahtera secara financial. Orangtua dapat memahamkan bahwa uang tak hanya bisa dibelanjakan, tetapi bisa pula ditabung dan nilainya akan bertambah. Kegunaannya untuk keperluan mendesak pada suatu hari nanti.
Langkah ketiga, ajarkan anak-anak untuk mandiri. Tanpa sikap ini, mustahil seseorang meraih kesejahteraan secara financial. Semisal anak ingin memiliki barang yang harganya mahal, arahkan dia untuk tidak melulu minta pada orangtua. Ajak mereka menyisihkan sebagian uang saku dalam waktu tertentu. Setelah terkumpul barulah mereka membeli barang itu.
Langkah keempat adalah pelajaran tentang keberanian menghadapi risiko. Rezeki seseorang ada kalanya dipengaruhi keberaniannya dalam mengambil risiko. Risiko bisa diminimalkan dengan mempelajari dan mencoba menaklukkannya. Dalam hal keuangan, orangtua bisa memberikan informasi seputar peluang usaha maupun alternative investasi kepada anak saat beranjak dewasa.
Langkah kelima, melatih anak-anak agar terampil berkomunikasi. Keterampilan ini sering mengantarkan seseorang pada tujuan hidupnya. Orangtua bisa mengajarkan cara berkomunikasi yang baik, misalnya menganjurkan anak-anak bergaul dan tidak minder pada lingkungannya.
Sumber Family Magazine