Karakter pada setiap anak dapat terlihat sejak ia masih kecil karena itu merupakan bawaan sejak lahir. Walaupun ketika dia dewasa nanti, sangat mungkin terjadi pergeseran perilaku seiring proses pembelajaran yang dialami anak. Orang tua bisa membaca karakter si anak dengan melakukan kotak dengan lingukungan sekelilingnya, biasanya mulai usia tiga sampai empat bulan. Semisal perhatikan saja dari hal-hal yang disukai dan tidak disukai anak. Serta sikap anak mengahadapi orang lain atau mainannya.
Selain melalui observasi, karakter anak bisa dipahami dengan mengenali jenis-jenis karakter yang ada. Jenis karakter yang banyak dikenal adalah introvert dan ekstrovert. Berikut jenis-jenis karakter dasar pada anak yang didapat sobat Sharing di Sini
# Introvert
Sifat paling menonjol dari seorang introvert adalah pendiam dan cenderungmenarik diri dari lingkungan. Anak yang introvert biasanya terlihat kurang berminat untuk menjalin interaksi social dengan anak lain, dan lebih memilih kegiatan soliter daripada yang beramai-ramai. Mereka juga cenderung cuek dan senang bermain sendiri.
# Ekstrovert
Anak yang ekstrovert terlihat terbuka, antusias dan bersemangat dalam menghadapi hamper setiap hal. Merke juga sangat menikmati interaksi dengan orang lain. Mereka biasanya verbally active, mudah memulai pembicaraan dengan orang lain. Anak yang ekstrovert akan terlihat bersemangat, selalu ceria dan banyak bercerita mengenai kegiatannya.
# Sanguinis
Anak-anak sanguinis senang melucu, tampak menyenangkan, bersemangat, kurang serius dan tidak focus.
# Koleris
Anak-anak koleris cenderung serius, penuh tujuan, konsisten dan focus dengan keinginannya, suka mengatur, bossy dan tidak mau mengalah.
# Melankolis
Mereka cenderung serius, tekun, senang keteraturan, sensitive, sering murung, kadang terlihat berkutat dengan pikirannya sendiri, dan tidak suka perubahan.
# Plegmatis
Anak plegmatis terlihat tenang, mudah dibuat senang, mudah berteman tapi cenderung pasif, dan kadang terlihat kurang punya kemauan dan kurang bersemangat.
Sekarang coba anda lihat, yang manakah karakter si kecil? Gambaran mudahnya, tangisan anak-anak koleris biasanya lebih keras. Jika minta susu atau sesuatu harus segara dipenuhi. Sementara anak sanguinis sejak kecil senang tersenyum dan ramah terhadap orang lain. Adapun anak melankolis cenderung lebih sensitive, sedangkan plegmatis cenderung lebih tenang. Keempat jenis karakter ini juga bisa muncul dalam kepribadian anak secara kombinasi.
Pahami Watak Anak
Tidak jarang orangtua tak mengenal watak anaknya. Akhirnya terjadi salah interpretasi terhadap sikap si kecil. Anak koleris, misalnya dianggap sebagai anak hiperaktif dan nakal. Padahal, kepribadian koleris memang cenderung aktif. Tetapi karena orangtua tidak memahami kepribadian koleris, anak langsung dicap negative.
Orangtua harus ingat bahwa kepribadian setia anak berbeda-beda. Sehingga, orangtua dituntut memahami karakter buah hatinya agar bisa menangani dan memahami kondisi anaknya dengan baik. Serta orangtua bisa lebih mudah memilih pendekatan yang sesuai untuk anaknya.
Karakter Bisa diBentuk
Meskipun karakter adalah bawaan sejak lahir, orangtua bisa ikut membentuk karakter anaknya, terutama untuk mengurangi sifat-sifat yang dirasa kurang baik. Coba amati kesukaan dan ketidaksukaannya sambil mengarahkan dan memahami karakter anak. Karakter bisa diubah karane anak-anak memiliki keterikatan yang kuat dengan lingkungannya. Dan seiring perjalanan usianya, anak akan semakin bertemu banyak hal yang bisa mengubah tabiat juga kebiasaannya. Biasanya menginjak usia 3 tahun, anak mulai senang mengekplorasi emosi dan kondisi sekelilingnya. Sehingga, bisa jadi dalam suatu kejadian, si kecil begitu marah saat ibunya tidak membuatkan dia susu tetapi di hari lainnya, anak bisa dengan mudah menerima penolakan ibunya ketika di minta susu. Walaupun begitu, ada juga kepribadian anak yang bersifat menetap. Jika kondisinya begini, anda tidak perlu bersusah payah mengubahnya. Lebih baik, perkaya kepribadian anak dengan sifat-sifat yang baik.
Sumber : Parenthood Magazine, edit by NE