Mimpi buruk. Mungkin itu kata yang tepat untuk menggambarkan rasa takut yang dialami anak kecil, yang tiba-tiba berteriak, terbangun dan menangis dari tidurnya. Dan merupakan hal yang wajar jika anak usia 5-6 tahun mengalami mimpi buruk, setidaknya sekali dalam 2 atau 3 bulan.
Ada beberapa faktor pemicu mimpi buruk. Sebuah penelitian, misalnya, menemukan bahwa anak yang mengkonsumsi keju di malam hari cenderung mengalami mimpi buruk saat tidur. Faktor lain yang mempengaruhi adalah jika anak menonton film seram di TV sebelum naik tempat tidur. Yang juga perlu diperhatikan, mimpi buruk bisa dipicu oleh penyakit yang diderita atau sesuatu yang mengkhawatirkan anak.
Jika anak Anda tersiksa oleh mimpi buruknya, coba ingat kembali kejadian-kejadian yang dialaminya 1-2 jam sebelum tidur. Bisa jadi Anda menemukan hal-hal yang berhubungan antara perilakunya sebelum tidur dengan mimpi buruknya itu, dan dengan begitu Anda bisa membantu menemukan jalan keluar yang tepat. Misalnya, tidak mengijinkannya ngemil keju sebelum tidur atau mengubah kebiasaannya menonton TV sebelum masuk kamar.
Apa yang harus Anda lakukan jika si kecil berteriak-teriak atau mengigau seram dalam tidurnya?
Berikut Sharing Di Sini akan berbagi
Jangan langsung membangunkan dengan mengguncangkan tubuhnya. Kemungkinan saat itu anak masih bermimpi. Tindakan ini justru bisa membuat anak kesal, terutama jika ia menganggap perlakuan Anda adalah bagian dari mimpinya. Sebisa mungkin, hindari cara yang melibatkan gerakan secara fisik.
Berikan keyakinan. Dalam keadaan apapun anak Anda (bangun atau masih tertidur) bicaralah perlahan dengan suara meyakinkan. Tepuk dahi atau pipinya pelan-pelan. Ingat, dalam kondisi tertidur pun anak tetap sangat sensitif pada sentuhan fisik yang penuh kasih sayang. Katakan padanya dengan setengah berbisik, bahwa ia akan baik-baik saja dan Anda akan selalu di sisinya untuk menjaganya.
Tetap tenang. Bisa jadi Anda kuatir, bahkan takut, ketika melihat anak mendapat masalah dengan mimpinya. Tapi yakinlah bahwa mimpi buruk tidak akan menyebabkan sesuatu yang parah pada buah hati Anda. Efek paling buruk adalah anak akan sedikit terguncang, namun biasanya ia akan benar-benar melupakannya di pagi hari. Jadi, lakukan saja apa yang bisa Anda perbuat untuk menenangkannya agar si kecil bisa tidur lagi.
Dengarkan apa yang dikatakannya. Selama beberapa saat, anak yang terbangun dari mimpi buruk seringkali kesulitan membedakan mimpi dengan kehidupan nyata, dan berbicara seolaholah ia masih bermimpi. Cobalah menenangkannya dan buatlah ia merasa aman.
Pindahkan dari tempat tidur. Jika anak terbangun dan menganggap mimpi telah usai, kemungkinan ia mau saja dipindahkan sementara dari kamarnya. Ia bisa ke toilet, atau ikut bersama Anda ke dapur untuk mendapatkan segelas susu atau sekeping biskuit. Jika anak sudah merasa normal kembali, bawalah ia kembali ke tempat tidurnya. Tenanglah. Jarang sekali anak mengalami lebih dari 1 mimpi semalam.
Temani sampai anak tertidur lagi. Tetaplah bersamanya. Jangan khawatir hal ini akan menjadi kebiasaan. Percayalah, kasus seperti ini tidak akan menggangu mentalnya.
Ajak Bicara. Tanyakan soal mimpi buruknya esok hari. Kemungkinan besar ia sudah tidak ingat lagi. Ini adalah ‘mekanisme pertahanan alami’ dalam diri setiap orang. Tapi jika si kecil masih ingat mimpinya, ajaklah ia bicara tentang mimpinya dan mintalah untuk mengungkapkan perasaannya.
Amati Permasalahan Anak. Anak seusia ini mudah sekali kesal terhadap sesuatu yang sebenarnya bukan masalah di mata orang dewasa. Misalnya, kesal karena tidak bisa menyanyi dengan baik di kelompok paduan suara sekolah. Atau, jengkel karena tidak mampu menendang bola dengan baik, sebaik yang dilakukan teman-temannya. Amatilah, apakah ada sesuatu yang menyusahkannya? Lalu ajak ia bicara baik-baik. Siapa tahu Anda bisa mengidentifikasi masalah utama yang kemungkinan berkaitan dengan mimpinya.
Sumber : Berbagai Sumber, edit by NE