Setiap orangtua tentu menginginkan anaknya berperilaku baik di rumah maupun di luar rumah. Tapi pada kenyataannya, terkadang, si kecil melakukan kenakalan atau berperilaku tidak baik. Di sinilah peran penting orangtua diperlukan untuk mengarahkan anak ke hal yang baik. Mendidik mereka agar menjadi pribadi yang bermoral baik sejak kecil. Untuk itu, kenali perilaku tercela anak yang paling umum dan bagaimana cara mengatasinya. Berikut Sharing di Sini beberapa perilaku tercela anak dan cara mengatasinya.
1. Ngambek atau marah-marah
Terkadang saat anak-anak tidak terpenuhi apa yang ia inginkan, anak-anak cenderung akan ngambek atau marah-marah. Ini adalah cara anak-anak mengungkapkan perasaannya terhadap orang lain.
Cara mengatasi: Cobalah untuk mengajaknya bicara, menghiburnya dan cari tahu apa yang menjadi penyebabnya. Begitu juga jika anak Anda marah-marah, sebaiknya ajak dia bicara baik-baik. Jika sudah keterlaluan dan tidak mau mendengarkan apa yang Anda nasihatkan, tidak ada salahnya Anda memberinya hukuman supaya ada efek jera. Tapi pilihlah hukuman yang ringan saja. Misalnya diamkan, jika dia marah dan melempar semua mainannya, Anda bisa menghukumnya untuk membereskan mainan yang dilemparnya. Jangan sampai Anda melukai/menghukum secara fisik, karena hal tersebut bisa terjadi KDRT. Lebih baik beri pelajaran/mendisiplinkan anak dengan “time punishment”, misalnya: dikunci di dalam kamarnya untuk beberapa waktu (jangan terlalu lama), hal ini hanya untuk memberikan efek jera saja kepada anak, sehingga di lain waktu ia mau mendengar nasihat baik Anda.
2. Memukul, mencubit, menjambak
Perilaku tercela ini biasanya dilakukan anak pada teman atau adiknya saat mereka bertengkar. Ini adalah hal yang wajar terjadi, namun apabila dibiarkan begitu saja, hal ini dapat menjadi kebiasaan buruk baginya.
Cara mengatasi: Ajarkan kepada anak-anak Anda bahwa memukul atau melakukan tindakan kasar lainnya merupakan sikap tercela yang dapat melukai orang lain. Perbuatan buruk dengan menyakiti akan dimurkai Tuhan. Sesama teman dan saudara harus saling menyayangi. orangtua pun diharapkan tidak memberi contoh memukul, mencubit pasangannya atau kepada si anak. Termasuk juga menonton acara tv yang berisi kekerasan. Untuk adegan yang seperti itu, sebaiknya orangtua mendampingi dan memeberi pengertian bahwa perbuatan seperti itu dilarang dan tidak terpuji.
3. Menggunakan kata-kata tidak pantas dan kasar
Ini adalah hal yang wajar dan sering terjadi pada anak-anak. Biasanya ini disebabkan oleh faktor lingkungan sekitar dan menonton televisi. Anak akan mudah meniru.
Cara mengatasi: ketika si kecil menggunakan kata-kata yang tidak pantas di hadapan Anda, lebih baik langsung memberitahunya kalau kata tersebut tidak boleh digunakan. Lalu Anda membenarkan, apa yang sebaiknya diucapkan dan yang tidak boleh diucapkan. Kata-kata jorok, kasar, dan kata tidak baik lainnya. Lalu, orangtua juga harus berhati-hati dalam berucap di hadapan anak-anak. Menjaga intonasi agar tidak kasar dan kata-kata yang baik, sehingga anak-anak pun akan meniru apa yang Anda lakukan.
4. Berbohong
Berbohong terjadi pada umumnya karena sikap orangtua yang terlalu galak kepada anak, sering melarang dan memarahi. Sehingga si anak akan cenderung takut mengatakan yang sejujurnya. Misalnya adalah Anak Anda berpura-pura bermain sepanjang waktu padahal yang mereka kerjakan tidak sekedar bermain, tapi mungkin melakukan sesuatu yang Anda larang. Yang dikhawatirkan kebohongan kecil ini akan berlanjut menjadi kebohongan besar suatu saat nanti jika Anda kurangperhatian dan mendiamkannya.
Cara mengatasi: Tanamkan sejak dini kepada anak, arti sebuah kejujuran. Berkata jujur dan berperilaku jujur. Jujur kepada diri sendiri dan kepada oranglain. Berikan pengertian, bahwa berbohong itu bukan hal yang baik. Berbohong itu sama saja berbuat jahat, tidak disukai Tuhan dan semua orang. berbohong akan merugikan diri sendiri dan oranglain. Serta, sebaiknya orangtua menjaga kedekatan komunikasi dengan anak, mengenal karakter anaknya, tidak memberitahu/menasehati dengan cara memarahinya sehingga mengakibatkan si anak menjaga jarak/takut dengan orangtua, yang imbasnya suka berbohong.
5. Mencuri
Mungkin anak Anda tidak bermaksud mencuri tapi meminjam tanpa izin. Hal ini sering terjadi pada anak saat mereka bermain dengan teman mereka. Mereka mengaku hanya pinjam tapi, yang punya mainan tidak tahu. Jika hal ini dibiarkan bisa saja anak Anda akan menjadi pencuri. Jangan biarkan hal ini terjadi/jangan sampai terulang lagi.
Cara mengatasinya: Perhatikan perkembangan si kecil secara signifikan. Jika Anda mengetahui anak mengambil barang yang bukan miliknya, jangan biarkan. Coba nasehati dengan lembut (jangan memarahinya) dan minta dia untuk mengembalikannya. Beri pengertian kepadanya dengan lembut. Misalnya dengan mengatakan kepadanya, “Ayo barangnya kita kembalikan dulu ke temanmu yuk, nak. Besok kalau mau pinjam lagi harus permisi dulu ya.. Jadi temanmu tau dan tidak menangis mencari barang kesayangannya.”
Sejak bayi terlahir di dunia ini, mereka bagaikan kertas putih yang masih bersih tanpa noda dan coretan. Lalu, siapa yang memberi torehan baik / buruk yang pertama? Adalah kita (orangtua) sebagai teladan bagi mereka (anak-anak). Sebagai orangtua, kita dituntut memberikan contoh yang baik, berperilaku baik di hadapan anak-anak kita, karena hal ini adalah pelajaran moral yang ia lihat dan akan ia tiru. Perilaku anak semasa kecil akan membentuk terhadap moral dan perilakunya saat dewasa nanti. Nah, jadi jika ingin generasi kita di masa datang adalah generasi yang bermoral baik, Yuk.. Mari kita didik anak-anak kita dengan berperilaku baik sejak dini.[e_SdS]
Semoga bermanfaat
thanks min informasinya.