55 Mitos dan Fakta Seputar ASI dan Ibu Menyusui

Mitos-mitos seputar ASI dan Ibu Menyusui
Mitos-mitos seputar ASI dan Ibu Menyusui
Mitos-mitos seputar ASI dan Ibu Menyusui

Menyusui adalah hal terbaik yang seharusnya diberikan oleh ibu kepada bayinya sejak terlahir di dunia sampai usia si anak 2 tahun. Proses inisiasi dini berguna untuk mendekatkan ibu dengan bayinya sejak baru lahir, membantu kontraksi otot rahim ibu yang baru saja melahirkan, sehingga nifasnya berjalan normal. Lebih dari itu semua, ASI adalah nutrisi terbaik bagi bayi karena mengandung gizi yang lengkap dan penting bagi si bayi. Nutrisi ini berfungsi untuk mendukung proses pertumbuhan si anak dan menghindarkannya dari serangan penyakit yang kerap menyerang anak kecil. Namun dibalik itu semua, ada beberapa mitos yang berkaitan dengan proses menyusui. Mitos ini sebenarnya tidak pernah terbukti secara ilmiah kebenarannya, oleh karena itu Ibu menyusui tak perlu khawatir dan teruslah menyusui dengan semangat.  Berikut Sharing di Sini Mitos Seputar Proses menyusui,  Ibu Menyusui, dan ASI yang kami rangkum dari beberapa ibu menyusui pengalaman di lapangan dan beberapa di lansir dari Today Parents oleh konsultan laktasi Melisande Neal asal Ontario, Kanada.

1. Mitos: Menyusui menyebabkan ketidaknyamanan

Fakta: Benar jika anda seorang ibu yang baru pertama kali melakukannya, semua hal yang tidak biasa kita  lakukan memang terasa tidak nyaman untuk dikerjakan. Ini masalah waktu saja. Seiring proses adaptasi pemberian laktasi,justru akan lebih mudah/praktis menyusui dibanding harus menyiapkan susu formula.

2. Mitos: Menyusui memicu rasa sakit di puting
Fakta: Rasa sakit pada area puting payudara hanya dikarenakan ketika awal-awal menyusui saja, karena belum terbiasa melakukannya. Setelah terbiasa justru dapat menyusui sambil menonton televisi, tiduran, dan sambil melakukan berbagai akltivitas lainnya.

3. Mitos : Menyusui akan menyulitkan turunnya berat badan
Fakta: Berdasarkan penelitian, ibu yang menyusui justru dapat membakar sekitar 300 sampai 500 kalori per hari. Sehingga menyusui justru dapat memudahkan ibu menyusui untuk mengurangi berat badan secara alami.

4. Mitos: Susu formula sama baiknya dengan ASI
Fakta: Susu formula berbeda jauh dengan ASI dan tidak dapat dijadikan sebagai pembanding. ASI mengandung antibodi yang kuat, antibodi ini berasal dari ibu. Dengan antibodibayi dapat terhindar dari berbagai macam penyakit ringan dan infeksi lainnya. Ini adalah sesuatu yang tidak terdapat pada susu formula.

5. Mitos: ASI tidak boleh diberikan pada saat bayi diare
Fakta: Justru sebaliknya, ASI sangat dianjurkan dokter untuk terus diberikan pada bayi. Jangan berhenti menyusui bahkan ketika bayi mengalami diare dan muntah-muntah. Jika berhenti, maka ini justru dapat mengurangi asupan nutrisi penting  yang membentuk daya tahan tubuh bayi yang seharusnya sedang sangat dibutuhkannya.  Bahkan diare pada bayi sering kali muncul pada bayi yang mengkonsumsi susu formula, karena intoleransi terhadap laktosa.  ASI mengandung zat anti bakteri pada bayi yang diare, kuman-kuman di saluran pencernaan bayi yang menyebabkannya diare dapat dikurangi.

6. Mitos: Menyusui akibatkan BAB (buang air besar) bayi/ ibu menyusui menjadi tidak lancar dan keras
Fakta: Yang benar adalah selama ibu masih memberikan ASI kepada buah hatinya, gizi dan nutrisi ibu menyusui harus dijaga keseimbangannya. Serat, vitamin, dan cairan harus mencukupi untuk ibu dan bayi. Jika dalam satu hari bayi ibu belum buang air besar, ini berarti pertanda bahwa ibu kurang asupan serat buah/sayur dan cairan. Jadi, konsumsi air putih lebih banyak dan buah-buahan yang kaya air, seperti pepaya.

7. Mitos : Payudara yang berukuran kecil, tidak dapat menghasilkan banyak sir susu (ASI).
Fakta : Payudara kecil maupun besar sama-sama dapat menghasilkan banyak susu, ASI tidak berdasar pada ukurna payudara ibu.

8. Mitos : Payudara dengan puting terbenam tidak dapat menyusui.
Fakta : Puting terbenam tidak berarti tidak dapat menyusui, karena bayi menghisap pada areola payudara, bukan pada puting. Dengan tratment pijat pada ibu yang memiliki puting tenggelam, biasanya puting akan keluar dan dapat menyusui seperti pada umumnya.

9. Mitos : ASI pertama (yang berwarna kekuningan) tidak baik bagi bayi.
Fakta : ASI pertama  (satu minggu pertam asejak melahirkan) mengandung kolostrum, yakni zat terbaik bagi bayi sebagai antibodi alami. Zat terpenting ini tidak dimiliki pada susu formula pad umumnya.

10. Mitos : Kolostrum / ASI pertama adalah susu basi.
Fakta : Kolostrum mengandung zat kekebalan tubuh dan kaya protein.

11. Mitos : ASI eksklusif berarti tidak boleh memberikan makanan, namun susu formula boleh.
Fakta : ASI ekslusif berarti hanya memberikan ASI saja, tanpa tambahan lainnya termasuk susu formula, pisang, dll.

12. Mitos : ASI eksklusif tidak dapat di lakukan jika ibu bekerja.
Fakta : Ibu bekerja tetap dapat memberikan ASI eksklusif, dengan memompa ASInya yang ditampung pada wadah khusus, dapat disimpan di termos atau dalam freezer sebagai cadangan dan tahan lama.

13. Mitos : Hingga usia 6 bulan saja. Sesudahnya, ASI saja tidak memenuhi gizi lagi bagi bayi.
Fakta : Semua kebutuhan bayi sampai usia 6 bulan terpenuhi oleh ASI saja. Sesudah bayi 6 bulan, ASI tetap dapat memenuhi gizi bayi, namun sudah diperkenalkan dengan makanan pendamping ASI (MPASI).

14. Mitos : Pisang dapat menyembuhkan diare pada bayi yang terserang diare di bawah 6 bulan dan dapat membersihkan usus bayi.
Fakta : Makanan padat tidak dapat diolah oleh usus bayi  usia di bawah 6 bulan. Pisang tidak dapat membersihkan usus bayi melainkan merusak, karena usus bayi di bawah 6 bulan belum mampu mengolah makanan hingga usia 6 bulan ke atas.

15. Mitos : Jika ibu makan pedas/sambal dan santan, maka si anak juga akan merasa kepedasan/membuat perut bayi sakit/mencret.
Fakta : Berdasar penelitian ilmiah, hal ini tidak benar. Air susu ibu rasanya manis. Berdasarkan penelitian, air susu ibu rasanya jauh lebih manis dari susu formula. Tidak jarang bayi lebih menyukai ASI ketimbang susu formula (saat mulai diperkenalkan susu formula). Jika makan pedas sekali, bukan membuat si bayi yang akan sakit perut, namun ibunya.

16. Mitos : Susu formula membuat bayi lebih sehat dan berisi/gemuk.
Fakta : Hanya pemberian ASI eksklusif sampai 6 bulan yang membuat bayi lebih sehat. Bayi menjadi lebih gemuk/berisi, bukan ukuran sehat tidaknya bayi/balita.

17. Mitos : Untuk perkembangan otak dan kecerdasan anak, susu formula lebih baik daripada ASI.
Fakta : ASI mengandung AA/DHA yang sangat penting bagi pertumbuhan otak, juga tergantung pada konsumsi gizi ibu yang menyusui.

18. Mitos : Kombinasi ASI dan susu formula adalah yang terbaik bagi bayi.
Fakta : Yang terbaik bagi bayi daro 0-6 bulan adalah hanya makan ASI saja.

19. Mitos : Jika ASI belum atau tidak lancar dapat digantikan dengan susu formula.
Fakta : Jika ASI belum atau tidak lancar, bayi masih memiliki daya tahan tubuh (tidak akan kelaparan) hingga 2×24 jam sejak lahir, yang dibawa sejak dalam kandungan. Pemberian ASI / menyusukan secara kontinyu setelah proses persalinan, akan melancarkan ASI ibu yang belum lancar keluar. Hisapan bayi akan membantu melancarkannya.

20. Mitos : Jika ASI belum keluar, tidak ada gunanya menyusui bayi.
Fakta : Jika ASI belum atau tidak lancar, bayi masih memiliki daya tahan tubuh (tidak akan kelaparan) hingga 2×24 jam sejak lahir, yang dibawa sejak dalam kandungan. Terus susui agar bayi berlatih dan berusaha menghisap payudara ibunya. Untuk membantu agar cepat lancar, sering-sering memompa payudara dengan pompa breasfeeding, imbangi dengan gizi yang berkasiat melancarkan ASI.

21. Mitos : Sementara ASI belum keluar, bayi dapat diberikan susu formula atau madu.
Fakta : Pemberian makanan lain selain ASI meningkatkan risiko terganggunya usus bayi yang masih belum siap.

22. Mitos : Agar bayi tidak kuning dan tidak demam, dapat diberi makanan atau minuman lain sebelum ASI keluar.
Fakta : Bayi yang kuning harus banyak menerima sinar matahari pagi dan lebih sering diberikan ASI. Coba terus susui.

23. Mitos : Jika bayi terus menangis berati ASI-nya kurang.
Fakta : Bayi menangis belum tentu lapar. Bayi menangis karena popoknya basah, tidak nyaman, terbangun, menngantuk, dll.

24. Mitos : Ibu yang banyak minum susu, akan menghasilkan banyak ASI.
Fakta : Banyaknya ASI yang dihasilkan tidak dipengaruhi oleh makanan atau minuman yang dikonsumsi ibu. Semakin sering bayi menyusu/ menghisap, semakin banyak ASI yang dihasilkan.

25. Mitos : Agar menghasilkan banyak ASI, Ibu harus banyak makan sayuran.
Fakta : Semakin sering bayi menyusu, semakin banyak ASI yang dihasilkan. Asupan nutrisi ibu yang seimbang gizi, ASI yang dihasilkan juga akan kaya gizi.

26. Mitos : Jika ibu sakit, bayi akan tertular melalui ASI.
Fakta : Ketika sakit, tubuh ibu membuat zat kekebalan tubuh yang juga disalurkan kepada bayi melalui ASI sehingga bayi tidak akan tertular  sakit. Jadi tetaplah semangat menyusui.

27. Mitos : Ibu yang kurus tidak akan optimal menyusui bayinya.
Fakta : Ibu yang kurus sekalipun tetap dapat menghasilkan banyak ASI asalkan sering menyusui dan asupan makan ibunya memenuhi untuk gizi si bayi. Tak jarang sering ditemui ibu yang tetap langsing, namun si bayi montok karena ASI.

28. Mitos : Menyusui tidak boleh dilakukan sambil berbaring, karena dapat mengakibatkan bayi tersedak.
Fakta : Menyusui dapat dilakukan sambil berdiri, duduk ataupun berbaring, yang terpenting adalah ibu harus memperhatikan posisi hidung bayi (terutama bayi kecil yang baru lahir). Jangan sampai payudara ibu menutupi lubang hidung bayi, sehingga bayi tidak dapat bernafas. Selain itu, perhatikan jika air susu mengalir deras, sedangkan bayi mengantuk , sehingga mudah tersedak. Sebaiknya ibu tetap waspada dan bersiap-siap mengatur posisi bayi miring/kepala bayi lebih tinggi dari badannya.

29. Mitos : Bayi yang sedang sakit tidak boleh di beri ASI.
Fakta : Bayi yang sedang sakit malah harus lebih sering diberi ASI.

30. Mitos : Pemberian air putih / air teh kepada bayi baru lahir hingga usia 6 bulan tidak akan merugikan.
Fakta : Pemberian air kepada bayi baru lahir hingga usia 6 bulan hanya akan memenuhi perut bayi sehingga mengurangi ruang untuk ASI yang sangat dibutuhkan bayi.

31. Mitos : Setelah melahirkan, ibu terlalu lelah untuk dapat menyusui bayi.
Fakta : Kecuali ibu yang sedang dalam kondisi darurat, ibu yang baru melahirkan dan mampu menyusui bayinya segera, memeluk dan menyusui bayi adalah penghilang sakit dan rasa lelah ibu serta membantu kontraksi rahim agar darah nifas dapat normal.

32. Mitos : Bayi baru lahir tidak dapat menyusu sendiri ke payudara ibunya.
Fakta : Bayi memiliki naluri kuat untuk mencari puting dalam satu jam pertama setelah lahir.

33. Mitos : ASI belum keluar pada hari pertama setelah melahirkan.
Fakta : Meskipun tidak terasa, kolostrum (ASI pertama), akan keluar langsung setelah kelahiran. Jumlahnya sedikit, tapi cukup untuk kebutuhan bayi.

34. Mitos : Tidak ada gunanya menyusui bayi sejak kelahirannya.
Fakta : Kolostrum adalah cairan yang kaya dengan zat kekebalan tubuh dan zat penting lain yang harus dimiliki bayi. Bayi yang menyusui langsung akan merangsang ASI cepat keluar.

35. Mitos : Bayi harus dibungkus dan dihangatkan dibawah lampu selama dua jam setelah lahir.
Fakta : Bayi bukan anak ayam. Kehangatan terbaik bagi bayi diperoleh melalui kontak kulit bayi ke kulit ibu, karena kehangatan tubuh ibu dapat menyesuaikan dengan kebutuhan bayi. Kontak kulit bayi ke kulit ibu membuat ASI semakin cepat keluar.

36. Mitos : ASI pertama/kolostrum sangat sedikit, sehingga bayi lapar dan menangis.
Fakta : ASI pertama memang sedikit, tapi cukup untuk memenuhi perut bayi yang hanya dapat diisi sebanyak 4 sendok teh.

37. Mitos : Bayi menangis, pasti karena lapar, sehingga harus segera diberi susu formula, jika Asi belum keluar.
Fakta : Bayi menangis bisa diakibatkan karena merasa tidak nyaman, merasa tidak aman, merasa sakit, dan sebagainya, belum tentu lapar ingin susu.

38. Mitos : Bayi menangis karena lapar, ASI saja tidak cukup, sehingga perlu diberi makanan atau minuman lain.
Fakta : Jika bayi menangis, coba beri ASI dan memeluknya erat. Sering-sering diberi ASI tidak akan membuat bayi rewel, merasa tenang dan nyaman dengan dekapan ibu.

39. Mitos : ASI yang penting hanyalah cairan yang berwarna putih.
Fakta : Kolostrum/ASI pertama (kekuningan/ tidak berwarna) adalah ASI yang paling penting untuk memberikan kekebalan kepada bayi. ASI selanjutnya pada setelah seminggu pertama berwarna putih, adalah yang  penting untuk kebutuhan bayi sampai 6 bulan pertama.

40. Mitos : Bayi kedinginan sehingga perlu dibedong.
Fakta : Bayi baru lahir memang mudah kedinginan, sehingga perlu diberi ASI agar daya tubuhnya kuat, dipeluk ibunya sehingga ada kontak kulit ke kulit, diberi topi, lalu ibu bersama bayi diselimuti.

41. Mitos : Kurang tersedia tenaga kesehatan sehingga bayi tidak dapat dibiarkan menyusu sendiri.
Fakta : Suami atau anggota keluarga ibu dapat membantu Inisiasi Menyusu Dini.

42. Mitos : Kamar bersalin atau kamar operasi sibuk sehingga bayi perlu segera dipisah dari ibunya.
Fakta : Sementara sibuk, ibu bisa melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD).

43. Mitos : Ibu harus dijahit sehingga bayi perlu segera dipisah dari ibunya.
Fakta : Sementara dijahit, ibu tetap dapat melaksanakan IMD.

44. Mitos : Bayi perlu diberikan suntikan vitamin K dan tetes mata segera setelah lahir.
Fakta : Benar, tapi dapat ditunda selama 1 jam hingga bayi selesai menyusu awal, walaupun ASI belum keluar.

45. Mitos : Bayi harus segera dibersihkan setelah lahir.
Fakta : Ditunda 1 jam tidak akan mengubah berat dan tinggi bayi, bahkan akan mengurangi tingkat stress bayi yang menekan angka kematian bayi baru lahir. Yang paling tepat adalah mengelap dengan handuk kering, dan dilakukan inisiasi menyusu dini.

46. Mitos : Tenaga kesehatan belum sependapat tentang pentingnya memberi kesempatan IMD pada bayi yang lahir dengan persalinan caesar.
Fakta : Mungkin, tapi adalah tugas orangtua untuk membela hak sang bayi. Tenaga kesehatan dapat diberi penjelasan, dan suami atau anggota keluarga dapat membujuk agar bayi tetap berhak mendapatkan IMD.

47. Mitos : Ibu belum bisa duduk/duduk miring untuk memberikan ASI.
Fakta : Tidak ada yang megharuskan posisi duduk. Bayi dapat menyusu pada saat tengkurap di dada ibu, atau ibu posisi berbaring miring, bayi berasa di sebelahnya.

48. Mitos: ASI Ibu tidak keluar selama 3-4 hari pertama
Fakta: Ibu dapat mulai mengeluarkan ASI ketika ada rangsangan menghisap dari si bayi. Oleh karena itu, inisiasi menyusu dini atau IMD yang dilakukuan segera setelah ibu melahirkan sangat penting untuk merangsang pengeluaran ASI ibu. JIka belum keluar, tetap jangan menyerah untuk sering-sering menyodorkan/menyusukan apda bayi.

49. Mitos: Tidak semua ibu bisa memproduksi ASI dalam jumlah yang cukup untuk bayinya
Fakta: Semakin sering ibu menyusui bayinya, maka semakin banyak pula produksi ASInya. Hal ini terkait mekanisme pembentukan ASI yang akan terjadi secara otomatis bila payudara ibu telah kosong, asalkan ibu rajin mengonsumsi makanan pelancar ASi dan asupan gizi mencukupi untuk ibu menysui. Semua ibu dianugerahi payudara yang mencukupi untuk masing-masing bayinya. Keyakinan harus datang dari psikis ibu menyusui.

50. Mitos: Ibu harus mencuci putting sebelum menyusui
Fakta: Mencuci putting dengan sabun setiap kali menyusui akan menghilangkan kelembaban alami putting. Hal ini akan membuat putting susu ibu lebih mudah terluka, yang mungkin saja berlanjut pada infeksi payudara atau mastitis. Tetapi, kebersihan putting payudara memang harus dijaga agar bayi terhindar dari kuman-kuman berbahaya. Untuk ibu menyusui, cukup lap lembut dengan kain basah, lalu keringkan dengan kain kering agar keringat yang masih menempel, hilang. Ibu juga dapat mensterilan payudara dapat dilakukan dengan mengoleskan sedikit ASI disekitar putting susu ibu. Seperti kita ketahui, ASI memiliki zat antibakteri alami yang dapat membunuh kuman-kuman berbahaya

51. Mitos: Ibu yang mengkonsumsi obat-obatan tidak boleh menyusui
Fakta: Tidak semua obat-obatan menghalangi ibu untuk menyusui. Konsumsi beberapa jenis obat dalam waktu tertentu masih diperbolehkan pada ibu menyusui. Namun sebaiknya penggunaan obat – obatan tertentu selama menyusui dilakukan dibawah pengawasan dokter untuk menjamin keamanannya. Saat Anda berobat sakit, konsultasilah kepada dokter jika kondisi Anda sedang menyusui. Atau Ibu menyusui dapat mjengecek pada situs motherisk.org untuk memastikan aman/tidaknya obat yang dikonsumsi ibu menyusui berpeganruh pada ASI untuk bayi nya.

52. Mitos: Wanita hamil yang sedang dalam kondisi menyusui harus segera menyapih bayi.
Fakta: menyapih memang perlu ketika wnaita menyusui diketahui hamil kembali. Namun, tidak harus terburu-buru. Bisanya Ibu masih memiliki beberapa bulan untuk secraa bertahap menyapih bayi, yang akan punya adik. Dengan berkembangnya hormon kehamilan, maka hormon menyusui akan berkurang dengan sendirinya. Kuantitas dan kualitas ASI pun menurun. Sehingga si kecil akan dengan sendirinya tidak mau menyusu kepada ibunya. tentu dengan bertahap mulai dikenalkan susu formula kepad si kecil yang akan punya adik. Namun dalam beberapa kasus, menyapih  itu memang perlu dilakukan ketika ibu diketahui hamil lagi. Misalnya pada wanita yang pernah melahirkan prematur atau masalah kesehatan. Dalam kasus ini ibu harus memperhatikan risikonya terhadap diri mereka, janin dan bayi.

53. Mitos: ASI tidak harus diberikan pada bayi yang menolak menyusu secara langsung, ini berarti tanda berhenti menyusu langsung
Fakta: Masalah  bayi nurshing strike breasfeeding (bayi mogok menyusu) bisa terjadi karena beberapa faktor. Penyebabnya daiantara karena akan tumbuh gigi, sakit tenggorokan, infeksi jamur/sariawan, pilek, infeksi telinga, sering diberikan empeng/susu botol, pemisahan yang sangat lama seperti: Anda sibuk bekerja, dll. Bayi yang mengalami masalah ini tetap menolak menyusu langsung meski mereka lapar. Namun bukan berarti saat masalah tersebut datang Anda jadi berhenti menyusui bayi secara langsung. Solusinya, habiskan waktu untuk melakukan kontak skin to skin dengan bayi (lebih sering menggendong agar ada kontak kulit ibu ke kulit bayi). Susui bayi saat dia tidur atau susui bayi sambil menggendongnya dan berjalan-jalan.

54. Mitos : Menyusui menyebabkan payudara kendur.
Fakta : Payudara kendur disebabkan oleh bertambahnya usia dan faktor kehamilan.

55. Mitos: ASI tidak mengandung cairan  yang tepat, bayi yang diberi ASI harus diberi air minum agar tidak dehidrasi
Fakta: Pendapat ini tidak terbukti secara medis, ASI sangat baik bagi bayi dan mengandung cairan yang seimbang yang dibutuhkan oleh bayi. Sehingga bayi yang disusui exclusive (0-6bulan) tidak membutuhkan cairan lainnya.

***

Nah, bagi  Calon ibu yang sedang menanti buah hatinya lahir, Semangat untuk memberikan IMD ya.

Bagi Ibu-ibu yang sedang  menyusui tetap semangat yaa…

Kepada Ayah yang isterinya sedang menysui, semangat menjadi ayah ASI yang selalu mensupport istri.

Selain mitos ASI dan Ibu menyusui, ada lagi mitos – mitos seputar kehamilan yang perlu Anda baca.

[e_SdS]

2 thoughts on “55 Mitos dan Fakta Seputar ASI dan Ibu Menyusui

  1. Mohon bantuannya..
    Saya sedang menyusui bayi berumur 2 bln..anak saya lahir prematur..dulu saat anak saya dirawat di RS asi saya sempat berhenti..Dan saat anak saya plg seminggu pertama anak saya mnm asi perah (sekitar 10-20 ml krn anak sy biru jk terlalu lm menyusu langsung) dan susu formula..Sekarang anak saya asi esklusif kadang payudara saya kempes wlopus sudah 2 jam verlalu..sebentar lagi saya sudah masuk kerja..bagaimana caranya saya harus memompa asi lagi..hingga saat ini saya tdk berani memompa takut anak saya menangis krn payudara saya kempes..
    Terima kasih

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Security Code * Time limit is exhausted. Please reload the CAPTCHA.