Sebenarnya yang membuat kita merasa sakit adalah karena adanya perbedaan suhu pada tubuh kita. Ketika bagian kepala kehujanan maka bagian kepala akan lebih dingin dibandingkan bagian tubuh yang lain. Maka kita akan merasa ada “kelainan” dalam kepala kita. Kita lalu akan bilang “kepala pusing”. Namun jika seluruh tubuh kita kehujanan, sebetulnya kita tidak akan sakit. Karena seluruh tubuh kita mempunyai suhu yang sama. Apalagi jika kita bermain/bergerak, tubuh kita akan mengeluarkan enegi. Dengan begitu suhu badan kita yang panas bisa menangkal suhu dingin yang disebabkan guyuran air hujan.
Apa yang terjadi saat anak Anda kehujanan?
Anak-anak pasti kedinginan karena tubuhnya basah kuyup oleh air hujan. Saat kedinginan, tubuh dipaksa mengeluarkan energi secara berlebihan. Jika daya tahan tubuh anak sedang lemah, tubuh tidak dapat mengimbangi adanya perubahan suhu tubuh yang terlalu drastis. Akibatnya, daya tahan tubuh semakin menurun dan kesehatannya pun terganggu. Penyakit yang muncul dapat bermacam-macam, seperti influenza, batuk dan flu, demam, diare, atau gatal-gatal. Tetapi, sakit yang diderita anak umumnya tidak terlalu parah. Bahkan dapat sembuh tanpa pengobatan atau hanya dengan semangkuk sup panas dan baluran minyak kayu putih ke seluruh badannya.
Maka dianjurkan: jika setelah teguyur hujan, sebaiknya langsung mandi air hangat, agar suhu tubuh cepat kembali normal. Segeralah mengonsumsi banyak cairan dan makanan bergizi seperti air putih, minuman hangat atau sup hangat.
Hasil Studi
Tekanan udara yang rendah seperti hujan, mendung dan kelembaban tinggi terbukti menjadi pemicu sakit kepala pada anak-anak. Menurunnya tekanan udara telah ikut menurunkan kekebalan tubuh meski belum diketahui secara persis penyebabnya.
Dalam sebuah studi yang melibatkan 25 anak-anak dan remaja yang memiliki riwayat penyakit migrain dan sakit kepala kronis. Peneliti menemukan bahwa anak-anak cederung lebih sering sakit kepala saat cuaca hujan atau kelembabannya lebih tinggi dari biasanya.
Partisipan yang ikut dalam studi ini hampir 3 kali lebih memungkinkan menderita sakit kepala ketika cuaca hujan atau kelembaban tinggi dibandingkan saat kondisi udaranya kering. Pada studi tersebut, peneliti memberikan anak-anak komputer genggam yang dapat merekam gejala sakit kepala selama dua minggu. Setelahnya peneliti membandingkan informasi tersebut dengan kondisi cuaca yang ada saat itu.
Studi yang dipimpin oleh Dr Mark Connely dari Children’s Mercy Hospital and Clinics di Kansas City, Missouri ini melengkapi penelitian sebelumnya yang menggunakan metode kurang tepat. Hasil penelitian ini dilaporkan dalam jurnal Headache.
Hasil penelitian secara keseluruhan didapat selama periode hujan anak-anak memiliki kemungkinan menderita gejala sakit kepala sebesar 59 persen dibandingkan dengan cuaca kering yang hanya sebesar 21 persen.
Sedangkan pada kondisi kelembaban tinggi di atas rata-rata kemungkinan sakit kepala sebesar 58 persen dibandingkan saat kelembaban normal yang hanya 22 persen. Hasil ini memberikan pegangan bagi anak-anak agar dapat mencegah serangan sakit kepala saat musim hujan.
persiapkan anak anda dengan jas hujan
http://www.jashujanmurah.com/2015/12/jas-hujan-anak-kiddo.html