Untuk menilai kebahagiaan dunia, para peneliti menganalisis data kebahagiaan mulai tahun 2005. Sebagian besar data berasal dari Gallup World Poll yang mensurvei lebih dari 150 negara di seluruh dunia .
Negara-negara Skandinavia menduduki puncak daftar negara paling bahagia. Sementara Amerika berada di peringkat ke-17, dikalahkan oleh Meksiko, Panama, dan Uni Emirat Arab.
Rata-rata, orang di lebih dari 150 negara memiliki tingkat kebahagiaan dengan poin 5,1 pada skala 0 sampai 10. Namun, kebahagiaan tidak selalu stabil sepanjang waktu. Sebanyak 61 negara (sebagian ada di daratan Afrika) mengatakan, kebahagian mereka meningkat selama beberapa tahun belakangan. Sementara itu, 41 negara lainnya mengklaim, tingkat kebahagiaan mereka justru berkurang.
Beberapa hal dapat menjadi indikator tingkat kesejahteraan warga negara, di antaranya pendapatan per kapita, harapan hidup sehat, seseorang (pemimpin) yang dapat menjadi panutan, kebebasan untuk menentukan pilihan hidup, jauh dari korupsi, dan rasa kemurahan hati antar-warga.
Data baru ini diharapkan bisa membantu para pembuat kebijakan rakyat untuk lebih memperhatikan faktor-faktor kesejahteraan warganya, seperti menindak tegas korupsi. Dengan begitu, kebahagiaan warganya bisa lebih meningkat lagi.
Laporan ini juga menemukan bahwa kebahagiaan membuat kehidupan seseorang menjadi lebih baik. Orang yang bahagia akan lebih produktif, lebih panjang umur, lebih banyak mendapatkan penghasilan, dan tentunya lebih baik lagi dalam mengemban tugas sebagai warga negara.
Jika negara Skandinavia menduduki peringkat pertama, bagaimana dengan Indonesia? Rupanya, Indonesia menduduki peringkat ke-76 dari daftar yang menyajikan 156 negara tersebut. Berada di posisi tengah, kira-kira masih bisakah indonesia disebut sebagai negara paling bahagia di dunia?