Di taman bunga perumahan green garden tempat tinggal Rima, ada banyak peri-peri kecil yang hidup di sekitar bunga-bunga yang berwarna – warni. Mereka tidak terlihat oleh kasat mata manusia, karena mereka sangat kecil sekali, dan pandai menyamarkan warna baju mereka menyerupai warna kelopak dan mahkota bunga yang ia tinggali. Di sekitar tanaman bunga mawar merah, ada peri-peri yang berbaju merah menyerupai mahkota bunga mawar merah. Disekitar bunga melati, hidup peri-peri yang bajunya menyerupai kelopak bunga melati. Di sekitar bunga terompet ungu hidup peri-peri bunga berbaju menyerupai bunga terompet ungu.
Namun, si Rosy peri bunga mawar merah ia sedang jahil dan bosan dengan kostum bajunya. Akhirnya ia mempoles baju dan sayapnya menjadi warna warni, yang seharusnya berwarna merah dan hijau seperti bunga mawar. “Aku bosan memakai baju merah dan hijau, aku mau mengecat bajuku dan sayapku ahhh… dengan pewarna bunga-bunga yang berwarna-warni itu. Biar terlihat cerah dan tidak membosankan.” Kata si Rosy.
Suatu hari sepulang dari sekolah, Rima yang masih duduk di bangku sekolah dasar ingin memberi kejutan kepada neneknya yang sedang berulang tahun pada hari itu. “Hari ini nenek ulang tahun, aku belum punya kado untuknya. Mmmm.. kira-kira apa ya, kado untuk nenek…” pikirnya dalam hati sambil berjalan pulang melewati taman-taman bunga di sekitar rumahnya . “Ahh.. aku kasih bunga mawar aja ah.. itu di taman banyak sekali bunga mawar yang sedang bermekaran. Pasti nenek suka, karena harum dan cantik bunga nya.” Rima mendekati taman bunga di sekitar perumahannya yang terdiri dari sederatan bunga mawar merah.
Dan seketika itu, Rima melihat si Rosy peri bunga mawar yang sedang terbang di sekitar tanaman bunga mawar merah. Walau kecil, namun Rosy mencolok warna dengan kostum barunya yang warna-warni. “Ihhh apa itu?!! Heyy,,kamu peri ya? Aku tangkap kamu. Aku tangkap,… upss upss yahhh… Heyy… jangan terbang.”
“Ahhhhh,,,,legaaa…lega….hampir saja. Hampir saja aku akan ditangkap oleh bocah SD itu. Aku kapokkk.. Aku harus cuci di kolam itu agar smua warna-warni polesan ini luntur oleh air dan kembali ke warna semulaku.” Ujar di Rosy
Akhirnya Rima si bocah SD itu pulang dengan beberapa tangkai bunga mawar merah di tangannya, untuk diberikan kepada neneknya yang sedang ulang tahun. Dan Rosy, si peri bunga menyesal atas kecerobohannya, ia tidak akan pernah mencoba memoles badannya lagi dengan warna-warna yang mencolok mata. Karena anak-anak pasti akan mengetahui keberadaannya dan menangkapnya.
bagus