Bagi anak – anak bayi, batita dan balita mengompol itu normal. Komunikasi otak dengan organ tubuh anak masih mengalami perkembangan. Mengompol atau terjadi karena anak belum bisa menahan air seninya tetap di kandung kemih ketika otaknya member sinyal mengosongkan kandung kemih yang penuh. Namun, mengompol bukan hal wajar jika menjadi kebiasaan sampe anak sudah menginjak ke jenjang TK maupun SD. Untuk itu berikut terdapat beberapa tips agar anak anda bisa berlatih tidak mengompol.
- Hindari popok sekali pakai (diapers)
Popok sekali pakai memang praktis dan anda tidak repot, apalagi jika anak sering mengompol. Tapi, popok sekali pakai itu malah tidak akan menghilangkan kebiasaan anak mengompol. Popok yang sekali pakai lalu dibuang sebaiknya digunakan pada kesempatan tertentu, misalnya saat bepergian. Kalau di rumah, pilihlah popok biasa/celana dalam.
- Mengajarkan cara menggunakan toilet
Anak-anak perlu diajarkan menggunakan toilet sedini mungkin, bahkan sejak anak sudah mulai bisa berjalan. Beritahu anak untuk segera ke toilet jika ingin buang air. Atau, langsung bawa ke toilet begitu dia mengatakan ingin pipis.
- Biasakan buang air kecil sebelum tidur
Agar anak tidak mengompol saat tidur, sebaiknya anda latih anak membiasakan buang air kecil sebelum tidur. Jika tidak bisa, bangunkan di tengah malam, tapi jangan dikagetkan.
- Batasi volume minum sebelum tidur
Berhubung kapasitas kandung kemihnya masih kecil, jika anak minum terlalu banyak, apalagi menjelang tidur, maka kandung kemihnya akan cepat penuh. Jadi, bukan tidak mungkin dia akan mengompol. Karena itu, batasi volume minumnya, terutama beberapa jam sebelum tidur.
Memang, anda harus sabar melatih anak agar tidak terbiasa mengompol. Bagaimanapun, hal ini merupakan bagian dari proses tumbuh kembang anak. Jika kebiasaan buruk tak kunjung berhenti meski anak sudah cukup besar, mungkin saja ada sesuatu yang sala. Siapa tahu si kecil menderita diabetes, ada masalah di saluran kandung kemihnya, atau mengalami tekanan psikologis. Daripada berandai-andai, akan lebih bijak jika anda berkonsultasi langdung dengan dokter anak.
Sumber : Family Magazine
Edit NE