Brokoli

Brokoli merupakan sayuran berbentuk kuntum hijau tua segar, dan berbatang hijau muda, tekstur kuntum kasar hijau segar gelap ini yang memiliki gizi  tinggi.  Sayuran hijau ini memiliki kandungan vitamin C , vitamin A, vitamin E, antioksidan, kalium dan mineral lainnya. Dalam 100 gram brokoli, sudah memenuhi 2/3 kebutuhan vitamin C dalam sehari. untuk mengembalikan lambung yang nyeri.

Brokoli juga mengandung serat yang dapat mencegah sembelit.  Menurut para ahli, di dalam brokoli terdapat kandungan zat sulforaphane, zat yang baik untuk keseimbangan lambung. Dengan mengkonsumsi 70 gram brokoli segar setiap harinya selama dua bulan dapat melindungi manusia dari bakteri perut yang dapat menyebabkan maag, infeksi lambung, mengobati nyeri lambung, hingga kanker perut.

Selain itu, brokoli juga mengandung beta-karoten, lutein dan flavanol sangat tinggi. Ketiga nutrisi dalam brokoli inilah yang berpotensi melawan kanker. Kandungan kalsium dalam batang brokoli juga diyakini ahli lebih mudah diserap tubuh dibanding kalsium yang berasal dari susu. Sedangkan, senyawa glucosinolates yang terkandung dalam brokoli juga telah diketahui dapat penurunan risiko perkembangan berbagai penyakit kanker, seperti kanker usus, prostat, dan lambung.

Kasiat lain dari brokoli adalah sayuran yang baik untuk menurunkan kolesterol, sangat cocok untuk detoksifikasi dan sebagai makanan ideal untuk diet
Cara Konsumsi Brokoli:

  • Sebelum di konsumsi, sebaiknya brokoli di cuci dengan air bersih,air dingin mengalir dan tidak direndam lama, jika direndam lama akan melarutkan zat yang terkandung dalam sayuran tersebut dan mudah busuk.
  • Brokoli dapat dikonsumsi secara langsung tanpa di olah.
  • Dapat di rebus atau di kukus setengah matang (untuk merebus kira-kira 4-7menit pada air yang sudah mendidih terlebih dahulu.

Ada sebuah fakta, brokoli kukus mengandung karotenoid lebih banyak ketimbang yang mentah. Hal ini didapat dari riset terbaru yang dimuat di Journal of Agricultural and Food Chemistry. Kelebihan lainnya, kandungan vitamin C pada brokoli tak akan berkurang lebih dari 30 %, meski telah dikukus.

Menurut penelitian di Parma, Italia mengolah brokoli dengan cara mengukus, malah dapat meningkatkan kandungan glucosinolates. Sedangkan, jika brokoli dimasak dengan teknik lain, seperti digoreng, justru akan mengurangi kandungan zat tersebut.

Begitu juga dengan zat kaempferol, sejenis flavonoid yang penting bagi perbaikan sel tubuh. Untuk memaksimalkan kandungan nutrisi pada brokoli, sebaiknya cuci dan potong brokoli tepat sebelum dikukus. Ini saran dari Ellie Krieger RD, penulis buku So Easy dan pemandu acara Healthy Appetite dari Food Network. Tujuannya agar brokoli tak lekas busuk setelah dicuci dan dipotong.

Memilih Brokoli

  • Pilih Brokoli yang kering, karena air yang terdapat di sela-sela kuntum brokoli akan susah keluar
  • Jika ada air di sela-sela kuntum brokoli, kibaskan brokoli untuk mengeluarkan airnya, karena jika ada air di kuntum akan menyebabkan brokoli mudah busuk selama disimpan
  • Pilih kuntum brokoli yang bagian hijaunya masih kuncup (tidak mengembang bulatan pada kuntumnya) dan padat dengan warna hijau gelap
  • Hindari membeli brokoli yang ada bercak kehitaman atau kekuningan, karena bercak tersebut di sebabkan kotoran, kelayuan atau tanda tidak segar/mulai membusuk
  • Cara megetahui brokoli segar atau tidak, tekan batang atas brokoli dengan ujung jari, brokoli yang masih segar memiliki batang yang masih keras

Menyimpan Brokoli

  • Brokoli dapat disimpan dala lemari pendingin selama empat hari, tergantung dengan tingkat kesegaran brokoli
  • Bersihan brokoli dari adanya ulat, dengan cara mencelupkan ke dalam air hangat dengan posisi krop mengarah ke bawah, setelah ulat keluar, angkat dan kibaskan brokoli
  • Potong tangkai yang terlalu panjang dengan menyisakan bonggol selebar 4 jari, karena bonggol yang terlalu panjang membuat brokoli cepat tumbuh, sehingga kuntum brokoli menjadi mekar dan berwarna kekuningan
  • Masukkan brokoli dalam plastik gelap untuk menjaga kelembapan, dengan plastik gelap/hitam brokoli terisolasi dari cahaya dan memperlambat metabolisme.

Yang perlu kita ingat juga adalah penyimpanan brokoli setelah dimasak. Seperti bayam, sayur ini tak boleh disimpan terlalu lama, mengingat kandungan nitratnya tinggi. Zat ini dapat berubah menjadi nitrit, yang jika berbaur dengan asam amino di tubuh akan memberikan nitrosamin.Nitrosamin bersifat karsinogenik atau pemicu kanker. Jadi, masak brokoli dalam jumlah yang cukup, sesuai konsumsi sekali makan. Hindari menyajikan brokoli sisa makan siang untuk menu makan malam,” papar Yusnalaini Y.Mukawi, MSc, ahli gizi dari RS.Gatot Subroto, Jakarta. Jadi brokoli sebaiknya dikonsumsi pada kondisi yang benar-benar segar.[e_SdS]

source: mix healthy journal

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Security Code * Time limit is exhausted. Please reload the CAPTCHA.