Rumah Kesayangan

Ada empat ekor siput, Ibu dan tiga anaknya yang sedang berdiri di rerumputan seberang jalan rumah sederhana berukuran tipe 36. Mereka sedang melihat barang-barang si pemilik rumah itu yang sedang dikeluarkan satu per satu dan dimasukkan kedalam truk pengangkut barang.  Nampaknya keluarga si pemilik rumah itu akan pindah rumah.

Lalu anak siput yang pertama bertanya kepada ibunya, “Ibu, kenapa mereka harus pindah rumah?”.

Lalu Ibu siput menjawab, “karena rumah mereka  sudah terlalu kecil, untuk keluarga mereka yang sudah mempunyai tiga orang anak”.

Anak ke dua bertanya juga kepada ibunya, “Ibu punya tiga anak juga, kenapa kita tidak pernah pindah rumah?”.

Lalu Ibu siput kembali menjawab, “karena Tuhan memilihkan kita rumah yang paling nyaman untuk kita tinggali seumur hidup kita.”

Anak ke tiga pun bertanya, “kenapa begitu, Ibu?”

Ibu Siput kembali menerangkan kepada ketiga anaknya itu, “karena sejak kalian lahir, Tuhan sudah menanugerahi rumah untuk masing-masing kita tinggali dan kita pakai; tempat kita berlindung di cuaca panas menyengat, berlindung dari guyuran hujan, dan berlindung dari musuh yang hendak menyakiti kita. Kita bisa tidur disini, hingga bermain dan berjalan-jalan kemanapun kita pergi, rumah kesayangan kita selalu menemani kemana kita pergi. Sampai kalian dewasa hingga akhir waktu nanti. Kalian harus rawat dan sayangi rumah kalian. Ini adalah rumah terbaik kita yang diberikan Tuhan.”

Lalu di suasana gerimis hujan pada saat itu, mereka pun berjalan berurutan mengikuti ibunya menepi jalan menuju ke pepohonan yang rindang, sambil mengamati rumah yang sebentar lagi akan ditinggalkan penghuninya.

 

Singapore, 20 February 2012

2 thoughts on “Rumah Kesayangan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Security Code * Time limit is exhausted. Please reload the CAPTCHA.