Aku duduk di salah satu kursi tak jauh dari pintu keluar bandara.
Harap-harap cemas menunggu sosokmu nampak di ambangnya.
Ya, kamu. Perempuan, teman kecilku.
Yang entah kenapa mampu mencuri hatiku setelah sekian lama bersahabat.
Entah sudah berapa tahun kita terpisah jarak dan waktu.
Benar kata orang. Jodoh adalah rahasia Tuhan.
Tak ada yang menduga akhirnya kita akan bersama. Tak lama lagi.
Pengumuman burung besi yang membawamu telah menyentuh landasan beberapa saat lalu.
Aku berdiri di antara para penjemput.
Menjemput perempuanku. Bidadariku. Masa depanku.
Betapa beruntungnya aku.
Dan kamu muncul.
Dengan balutan baju putih berbunga mungil. Lengkap dengan tas tangan dan koper berwarna coklat.
Kamu menemukanku.
Senyummu masih sama. Masih semanis dulu.
Ku genggam tanganmu. Kucium lembut punggung telapak tanganmu.
Lalu kau dan aku melangkah bersama sambil berbagi cerita.
*
Seorang anak muda tersenyum, memperhatikan seorang kakek bertongkat kayu dan seorang nenek berbaju putih bunga mungil, bergandengan tangan berlalu menjauh dari pintu keluar bandara.
Cerpen by Wahyu Siswaningrum