Deteksi Ovulasi

Ovulasi adalah proses pelepasan sel telur atau ovum yang telah matang dari dalam indung telur, untuk menuju melewati tuba falopi dan siap dibuahi sel sperma. Proses inilah yang ditunggu-tunggu oleh pasangan yang mendambakan kehadiran bayi.

Jika pada kondisi wanita yang memilki siklus haid teratur antara 27 sampai 35 hari, menurut Dr. Eve Fienberg, pakar endokrinologi dan fertilitas dari The Fertility Centers of Illinois (AS) akan lebih mudah menentukan masa ovulasinya, yaitu ovulasi akan terjadi pada hari ke 14 sebelum hari pertama, dari siklus haid berikutnya. Tetapi bagaimana dengan wanita yang siklus haidnya tidak teratur?

Ada 10 cara yang dapat anda gunakan untuk mendeteksi tanda-tanda ovulasi pada tubuh.

–          Menggunakan rumus menghitung masa subur

Bila siklus haid anda teratur, masa subur dapat dideteksi menggunakan rumus standar, yaitu ovulasi rata-rata terjadi pada hari ke 14 sebelum hari pertama dari siklus yang akan datang

–          Mengalami kram perut

Menjelang ovulasi, banyak wanita merasakkan sejumlah keluhan akibat terjadinya peningkatan kadar hormon di dalam tubuh. Salah satu keluhan yang dapat menandai ovulasi adalah kram pada otot rahim, biasanya terjadi di tengah rentang dua siklus haid. Jadi, kram ini muncul di saat anda sedang tidak haid.

–          Mengukur suhu basal tubuh

Suhu basal manusia berkisar 36 derajat hingga 37 derajat celcius. Ketika ovulasi terjadi, suhu tubuh secara alami akan meningkat antara 0,4 derajat hingga 1 derajat celcius. Anda mungkin tidak merasakannya secara signifikan. Namun, dengan alat thermometer pengukur suhu basal tubuh sensitif, kenaikan suhu yang kecil tapi sangat berarti itu, bisa dideteksi.

–          Memperhatikan perubahan mukosa leher rahim

Perubahan kadar hormon menjelang masa subur, akan menyebabkan perubahan pada mulut rahim, termasuk pada mukosa atau lapiran lender di dinding mulut rahim. Dalam masa subur, mukosa akan menjadi lebih bening atau tidak keruh, licin dan kenyal seperti putih telur ayam mentah.

–          Bibir kelamin membesar

Pada saat ovulasi, meningkatnya kadar hormone reproduksi di dalam tubuh juga mempengaruhi organ-organ reproduksi lainnya. Salah satunya, pembuluh darah di alat kelamin menjadi terisi penuh oleh darah. Sehingga hal ini menyebabkan bibir dalam dan bibir luar kelamin menjadi lebih besar dari biasanya, sehingga menjadi lebih sensitif.

–          Mengalami perubahan emosi

Menjelang ovulasi, kadar berbagai hormone reproduksi di dalam tubuh akan meningkat. Perubahan ini akan mempengaruhi emosi, sehingga di masa ovulasi anda akan mengalami perubahan suasana hati.

–          Payudara menjadi lunak

Selain itu adanya perubahan kadar hormone reproduksi juga membuat organ payudara terasa bengkak, sensitive bila disentuh serta menjadi lebih lunak dari biasanya.

–          Melakukan perabaan mulut rahim

Pada masa menjelang ovulasi, mulut rahim terasa tinggi, terbuka lebar dan basah oleh lender.

–          Tubuh dan organ reproduksi bengkak

Kadar hormon reproduksi menjelang masa subur, juga berpengaruh terhadap tubuh anda secara keseluruhan. Anda akan merasa tubuh seperti membengkak, sebab berbagai organ reproduksi memang sedikit lebih membesar dari biasanya akibat terisinya seluruh pembuluh darah di setiap organ.

–          Hasrat seksual meningkat

Adannya perubahan kadar hormone yang terjadi ketika tubuh mempersiapkan sel-sel telur untuk mencapai kematangan, dan siap dilepaskan oleh indung telur, akan membuat dorongan atau hasrat seksual meningkat.

Sumber : Woman Magazine

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Security Code * Time limit is exhausted. Please reload the CAPTCHA.